Memamerkan Jejak Kehidupan Purba Sangiran di Museum Geologi Bandung (Bagian 4)

0
233

Museum dan Cagar Budaya Unit Museum Manusia Purba Sangiran bekerjasama dengan Museum Geologi Bandung menggagas pameran dengan mengusung tema “Jejak Kehidupan Purba di Sangiran”. Pameran ini merupakan pameran keliling yang diadakan pada tanggal 9-12 September 2023 di Museum Geologi Bandung. Selain memamerkan koleksi, guna melengkapi edukasi dan informasi yang diberikan pada masyarakat, diadakan acara pemutaran film.

Pemutaran film ini diadakan sebagai sarana bagi memberi edukasi dan informasi melalui audio visual dengan memutar film berjudul “Golek Balung Buto”. Dalam film ini, dikisahkan 3 orang sahabat yang masih sekolah tingkat SD bernama Lintang, Bagas, dan Pratiwi menemukan dompet yang membawa mereka ke Sangiran. Ketiga anak itu “terdampar” di Sangiran, jauh dari rumah mereka di Boyolali dan kemudian ditolong seorang karyawan museum yang mengajak mereka memahami Situs Sangiran melalui Museum Sangiran.

Karyawan ini membawa temuan-temuan fosil manusia purba yang baru saja ditemukan dari lapangan. Dalam perjalanan menuju museum bersama ketiga anak tersebut, mereka mensengar melalui berita di radio yang meminta masyarakat waspada akan penculikan anak. Hal tersebut membuat ketiga anak ini merasa tidak percaya pada karyawan museum yang berniat menolong mereka sehingga ketiga anak itu lari dan tanpa sadar berkeliling ruang pamer Museum Sangiran. Di ruang pamer ini mereka melihat banyak patung yang mereka anggap sebagai manusia yang diawetkan.

Diakhir film, ketiga anak itu diberi pemahaman tentang koleksi yang mereka saksikan itu hanya patung dan fosil-fosil itu merupakan fosil prasejarah. Di masa lalu, semua itu dikenal dengan mitos Balung Buto yang merupakan sebuah kisah yang dikenal pada masyarakat Sangiran.

Setelah mengetahui semua itu, ketiga anak itu sadar akan kebesaran peninggalan masa lalu yang ada di Sangiran. Semua itu tak lepas dari mitos Balung Buto, sebuah kisah yang dikenal masyarakat kala itu dan sekarang tergerus waktu dan kemudian dipadukan dalam sebuah film berjudul “Golek Balung Buto“.

Setelah film usai, penonton diajak untuk diskusi tentang film yang telah ditayang, terdapat 3 hadiah yang telah disiapkan bagi penonton yang beruntung dan dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. Terdapat 3 orang penonton yang mendapat keberuntungan karena dapat menjawab pertanyaan yang diajukan pembawa acara. Ketiga penonton yang beruntung itu terdiri dari penonton dewasa hingga anak-anak. Ini menjadi bukti bahwa film yang diputar dapat dipahami dengan baik.

Film menjadi sarana guna mengenalkan kebesaran Sangiran pada masyarakat, sebuah cara yang menarik memberikan edukasi dan informasi tentang masa lalu secara menarik. (Wiwit Hermanto)