Hallam L. Movius, Jr. (28 November 1907 – 30 Mei 1987)

0
964

Jawa, dan artefak batu dalam lapisan-lapisan tanahnya, telah mempertemukan Hallam L. Movius dengan G.H.R von Koenigswald. Temuan Industri Serpih Sangiran dan alat-alat batu Pacitanmembuat keduanya terlibat dalam perdebatan ilmiah seputar usia kepurbaan tinggalan-tinggalan tersebut—dan, lebih jauh, tentang siapa pembuatnya.

Tahun 1937, bersama Helmut de Terra dan Teilhard de Chardin, Movius bergabung dalam Joint American Southeast Asiatic Expedition of Early Man, sebuah upaya penelusuran kebudayaan manusia purba di Lembah Irrawaddy, Birma. Di akhir ekspedisi, Maret 1938, mereka memutuskan untuk singgah di Jawa. Melimpahnya artefak batu temuan von Koenigswald sejak tahun 1934 telah mencuri perhatian Movius dan timnya. Terlebih, alat-alat batu Jawa kiranya dapat menjadi bahan perbandingan bagi temuan-temuan dari Birma.

Di Jawa, bersama von Koenigswald, Movius dan kedua rekannya menyusuri situs-situs temuan manusia purba: Sangiran, Pacitan, dan Mojokerto, selain singgah di markas penelitian Koenigswald di Bandung. Serpih-bilah Sangiran dan alat-alat penetak Pacitan menjadi objek utama yang dicermati Movius. Seperti telah dilakukan Koenigswald, Movius juga membuat pengelompokan alat serpih bilah, tetapi dengan kategorisasi yang lebih detail. Ia mengelompokkan temuan Sangiran ke dalam empat golongan besar, yakni alat serpih, bilah, serut, dan burin. Selain itu, sudut ketajaman, rasio pemakaian, hingga proses pembuatannya turut diperhatikan oleh Movius.

Perjalanan itu, bagaimanapun, membuat Movius dan dua rekannya sampai pada kesimpulan yang berbeda dengan Koenigswald. Menurut mereka, Industri Serpih Sangiran (Sangiran Flakes Industry) mestilah berasal dari lapisan Notopuro, alih-alih lapisan Kabuh seperti dinyatakan oleh Koenigswald, dan dengan demikian berusia lebih muda dari dugaan semula. Di kemudian hari, ekspedisi gabungan di Asia Tenggara ini mengantar Movius pada kesimpulannya mengenai perbedaan kompleksitas alat batu di sebelah barat dan timur benua Eurasia. Menurut Movius, budaya alat batu yang dihasilkan oleh manusia purba di bagian timur Eurasia memiliki perbedaan mendasar dengan yang dihasilkan teman-temannya di bagian barat Eurasia. Teori pemisahan dan garis pemisah imajiner itu, kelak, banyak dikenal sebagai Movius Line. Sumber: Museum Manusia Purba Klaster Ngebung