Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Bukuran berada di Desa Bukuran, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen. Tema dari museum 2 lantai ini adalah Evolusi Manusia. Hal ini tidak dapat lepas dari kenyataan bahwa Bukuran menjadi lokasi penting di Situs Sangiran karena potensi Desa Bukuran akan temuan sisa-sisa manusia purba relatif besar. Hal-hal yang berkaitan dengan evolusi disajikan di museum ini. Konsep dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan terhadap spesies disajikan secara ilmiah. Bukti-bukti berupa temuan tengkorak dari situs-situs paleoanthropologi dunia ditampilkan sebagai gambaran mengenai posisi Situs Sangiran dalam peta evolusi manusia di dunia.
Pada bagian pertama disajikan keanekaragaman mahkluk yang hidup di atas bumi sekarang. Tidak hanya manusia, kehidupan flora dan fauna ditampilkan dalam format audio visual yang menggambarkan berbagai aspek kehidupan mereka. Keaneka ragaman hayati ini kemudian diperdalam lagi dengan penjelasan ilmiah klasifikasi mahkluk hidup serta informasi mengenai aspek-aspek mengapa kehidupan sekarang sangat beragam. Dasar-dasar teori evolusi telah dipaparkan pada bagian awal Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Bukuran. Diorama rekonstruksi 3 tipe Homo erectus yang pernah hidup di Jawa merupakan ujung dari informasi yang disajikan di lantai atas.
Lantai bawah Museum Mlaster Bukuran menjabarkaan bukti-bukti peninggalan fosil manusia purba (replika) yang pernah ditemukan. Tidak hanya fosil yang berasal dari Situs Sangiran saja, melainkan fosil-fosil manusia purba dari situs-situs paleoantrpologi di seluruh dunia. Sekitar 12 cetakan fosil tengkorak manusia disajikan agar pengunjung dapat mengenali dan pembandingkan tahap-tahap perkembangan fisik manusia.
Teori Evolusi sendiri hingga saat ini masih terus berubah dan berkembang. Berbagai macam pendekatan dari berbagai disiplin ilmu terus dilakukan para ahli. Tidak hanya kehidupan pada masa Homo erectus yang masih menyisakan perdebatan hangat, namun kehidupan manusia modern sekarang inipun juga masih menarik untuk dikaji.
Setelah kepunahan Homo erectus, penghunian kepulauan nusantara selanjutnya diwarnai dengan sejarah yang sangat panjang. Kedatang para Austronesia membawa kehidupan baru yang merubah secara signifikan kebudayaan dan peradaban manusia menuju kehidupan yang modern. Tahapan evolusi kognisi dari memanfaatkan alam, kemudian berlanjut ke tahap budidaya alam seperti bercocok tanam dan domestikasi fauna, serta mengembangkan teknologi modern dalam sebuah industri merupakan perkembangan evolusi kognisi yang menjadi bagian dari evolusi fisik manusia.
Teori Evolusi yang dikemukakan Darwin dan juga tokoh-tokoh sebelumnya terus mengalami perubahan dan pengembangan. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan upaya manusia untuk menemukan jati dirinya. Pada saat ini, kita semua adalah bagian dari evolusi. Sesuai dengan prinsip evolusi “berubah dalam perubahan (mutatione in mutationem)”
Di suatu daerah di Jawa Tengah, salah satu situs terkemuka di dunia, Situs Sangiran mampu berkontribusi kepada dunia untuk memberikan pemahaman-pemahaman tentang bagaimana kehidupan Homo erectus, spesies yang pernah hidup sebelum spesies manusia modern saat ini, Homo sapiens.