KRIKILAN, PUSAT INFORMASI SANGIRAN

0
2063

Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan merupakan visitor center yang memberikan informasi umum tentang Situs Sangiran. Lokasi museum berada di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Sajian pameran di Klaster Krikilan dibagi menjadi 3 ruang, yaitu ruang pamer Kekayaan Sangiran, ruang pamer Langkah-langkah Kemanusiaan, dan ruang diorama Masa Keemasan Homo erectus.

Temuan fosil hominid yang menjadi bukti keberadaan manusia di Sangiran telah menjawab pertanyaan-pertanyaan dan pemahaman tentang evolusi manusia. Secara kuantitas dan kualitas temuan hominid Sangiran menyumbang separoh populasi temuan Homo erectus di dunia. Bahkan selama kurang lebih 1 juta tahun mereka hidup di Jawa, Homo erectus telah menunjukkan perkembangan evolutif yang signifikan, walaupun akhirnya mereka punah sekitar 300.000 tahun yang lalu. Tidak mengherankan jika kemudian Situs Sangiran disebut sebagai salah satu situs kunci untuk pemahaman evolusi manusia.

Temuan-temuan artefak di Situs Sangiran mendukung keberadaan manusia pada saat itu. Dari artefak yang berhasil ditemukan, kita dapat mengetahui kecerdasan Homo erectus dalam pembuatan alat yang menopang kehidupan mereka sehari-hari. Mereka telah mampu memilih jenis batuan yang dapat dijadikan perkakas, serta menguasai teknologi pembuatannya sehingga tercipta berbagai jenis perkakas.

Melimpahnya fosil fauna dapat menggambarkan lingkungan pada saat Homo erectus hidup. Fosil-fosil fauna akuatik seperti moluska, penyu, ikan, dan reptil menunjukkan habitat laut, rawa, dan daratan. Hewan-hewan vertebrata berukuran besar menjadi primadona Sangiran saat itu. Gajah (Mastodon, Stegodon, dan Elephas sp.), kerbau (Bubalus paleokarabau), banteng (Bibos paleosondaicus), antelop (Duboisia santeng), rusa, badak, Hippopotamus telah hidup berdampingan dengan manusia selama lebih dari 1 juta tahun.

Potensi Situs Sangiran dalam peta situs hominid di dunia menempatkan Situs Sangiran sejajar dengan situs-situs di Afrika, Eropa, dan Asia. Pada perkembangan selanjutnya, ditemukan situs-situs Kala Plestosen sejenis lainnya di Indonesia. Ketika Homo erectus punah sekitar 300.000 tahun yang lalu, muncullah Homo sapiens sebagai manusia penghuni bumi hingga saat ini.

Sejak awal Holosen, penghunian di Nusantara mengalami perkembangan yang cukup signifikan seperti terlihat dari persebaran temuan sisa manusia yang menempati wilayah geografis yang lebih luas di berbagai bagian Nusantara. Manusia yang hidup pada saat ini merupakan hasil dari evolusi manusia modern awal, atau tidak menutup kemungkinan adanya proses migrasi baru. Sebaran manusia modern yang lebih kemudian ini meliputi wilayah Sumatra (Binjai Tamiang), Jawa (Gua Lawa, Gua Sodong, gua Marjan, Gua Petpuruh, gua Keplek, gua Braholo), Kalimantan (Gua Babi dan Gua Tengkorak), Sulawesi (Gua Uleleba dan Leang Cadang), Flores (Liang Momer dan Liang Panas).