Abstrak
Situs Sangiran sebagai salah satu situs manusia purba terbesar di dunia memiliki nilai ilmu pengetahuan yang luar biasa. Sisa-sisa kehidupan dan aktivitas masa purba berupa artefak maupun fosil dalam jumlah yang banyak ditemukan di situs ini. Kandungan situs ini menjadi magnet penarik masyarakat luas untuk berkunjung dan melampiaskan keingintahuan mengenai kehidupan masa purba, sehingga memunculkan kepariwisataan di lokasi tersebut. Kegiatan kepariwisataan dapat berkontribusi bagi upaya pelestarian Situs Sangiran karena Situs Sangiran dan kandungannya merupakan atraksi wisata utama. Sebagai atraksi wisata yang mendatangkan keuntungan, kawasan Situs Sangiran akan diupayakan kelestariannya agar keuntungan yang diperoleh dapat berkelanjutan. Dampaknya, nilai–nilai keilmuan juga akan akan berkembang berdampingan dengan pariwisata. Namun apabila keingintahuan pengunjung dimaknai juga untuk memiliki bagian dari atraksi pariwisata seperti fosil, maka nilai pada atraksi wisatan pada suatu saat akan habis dan kegiatan pariwisata akan selesai di kawasan ini. Oleh karena itu kegiatan kepariwisataan pada cagar budaya diperlukan pengaturan agar dapat mempertahankan nilai-nilai cagar budaya tersebut.
Kata kunci: pariwisata, pelestarian kawasan, cagar budaya
A STUDY OF TOURISM COMPONENT IN SANGIRAN SITE
Abstract
Sangiran as one of the largest early man site in the world contributes remarkable science. There are abundant number of human prehistoric remains and their activities in the form of artifacts and fossils found in the site. This site’s potential attracts people to visit and find out the answer of the curiosity related to prehistory life. Therefore, the term tourism appears. Tourism activity contributes support for the site conservation because Sangiran and its potentials are the main tourist attraction. As a beneficial tourist attraction, Sangiran site’s conservation is strived for its sustainable benefit. Therefore, the value of knowledge will develop along with the tourism. However, if the visitors curiosity is interpreted to possess a part of tourism attraction, like fossils, the value of tourism attraction will be reduced and there will be no further tourism activity in the area. Therefore, tourism activity in a cultural heritage should be managed to maintain the value of cultural heritage itself.
Keyword : tourism, area conservation, cultural heritage
Hana Mayar Winastuning*, Murtanti Jani Rahayu, Winny Astuti (*Mahasiswa Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret)
Selengkapnya silahkan klik disini