Menanamkan Rasa Cinta Pada Kekayaan Budaya

0
944

Sekitar tahun 1935, GHR von Koenigswald bersama M.W.F Tweedie, menemukan Situs Kali Baksoka, di Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, Propinsi Jawa Timur. Koenigswald pula yang memperkenalkan Situs Sangiran pada dunia pada tahun yang hampir bersamaan. Situs kali Baksoka ini memberikan banyak temuan bukti dari kebudayaan Paleolitik atau yang lebih dikenal sebagai budaya Pacitanian. Berbagai temuan arkeologis tersebut menunjukkan bahwa Pacitan sudah dihuni pada masa-masa pra sejarah. Benda yang ditemukan tersebut diduga merupakan alat kerja tingkat sederhana jaman prasejarah yang digunakan pada masa berburu dan mengumpulkan makan, seperti kapak genggam, kapak perimbas, kapak penetak, mata panah, serut, alat-alat dari tulang (spatula) dan lain sebagainya.

Situs di Punung Pacitan adalah sebuah daerah yang terletak di ujung barat daya Propinsi Jawa Timur memiliki wilayah yang sebagian besar berupa pegunungan kapur. Wilayah ini memiliki banyak gua dimana fosil manusia purba dan alat-alatnya ditemukan.

Bukti-bukti pertama sisa manusia di kawasan Gunung Sewu ditemukan ditemukan pada tahun 1992 di Song Keplek, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan ketika komponen tengkorak ditemukan dari kotak D3 dan B6 di dalam gua dalam lapisan abu dengan konteks serpih dan tulang binatang. Adapun situs-situs tempat ditemukannya artefak-artefak tersebut diantaranya adalah Kali Baksoka, Song Keplek, Song Terus, Situs Sungai Banjar, Sungai Karasan, Sungai Jatigunung, Kedung Gamping, dan Mantren.

Potensi temuan yang begitu besar ini perlu diinformasikan pada masyarakat guna menanamkan nilai penting pelestarian situs atau cagar budaya terutama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penting arti situs purbakala di wilayahnya. Kesadaran masyarakat akan meningkatkan rasa ikut memiliki dan turut serta dalam pelestarian situs purbakala yang dimilikinya. Sesuai dengan UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, maka masyarakat perlu diberikan pengarahan dan didorong untuk turut berpartisipasi dalam pelestarian Cagar Budaya.

Kegiatan  sosialisasi dan penyebarluasan informasi pelestarian cagar budaya bertujuan untuk memberikan informasi mengenai nilai penting potensi Cagar Budaya bagi kalangan pendidik di Kabupaten Pacitan. Kegiatan ini juga diharapkan dapat menanamkan nilai pelestarian dan pemanfaatannya atas potensi kepurbakalaan di wilayahnya. Untuk memberikan informasi pada masyarakat pada pendidik tingkat SMP dan SMA serta staf Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan, diberikan materi berupa:

  1. Visi, Misi, dan Tupoksi BPSMP Sangiran

Sukronedi, S.Si., M.A., Kepala BPSMP Sangiran

  1. Pelindungan Cagar Budaya

Drs. Budhy Sancoyo, M.A., Kasi Pelindungan BPSMP Sangiran

  1. Potensi dan Nilai Penting Situs Prasejarah di Kabupaten Pacitan

Drs. Muhammad Hidayat., Kasi Pengembangan BPSMP Sangiran

  1. Kebijakan Pelestarian Cagar Budaya di Kabupaten Pacitan

Drs. Daryono, M.M., Sekertaris Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan

Sosialisasi dan penyebarluasan informasi ini diharapkan mampu memberikan informasi yang lengkap dan menyeluruh kepada tenaga pendidik di Kabupaten Pacitan mengenai perlunya pelestarian dan keberadaan potensi situs purbakala di wilayahnya. Muaranya adalah informasi mampu terus disebarluaskan pada anak didik sehingga mereka turut serta bertanggung jawab atas kelestarian situs dan menanamkan rasa cinta pada kekayaan budaya tersebut. (Wiwit Hermanto)

Sumber: Truman Simanjuntak dkk, Prasejarah gunung Sewu, tahun –