Kesenian gejog lesung yang biasanya digunakan sebagai pengisi waktu luang para petani setelah seharian bekerja menumbuk padi. Kesenian ini tumbuh dan berkembang di Situs Sangiran, salah satunya terdapat di Dusun Ngampon Desa Krikilan yang letaknya tak jauh dari Museum Manusia Purba Klaster Krikilan. Mereka bergabung dalam Sanggar Sangir dan berlatih secara teratur dengan peserta mulai dari anak-anak hingga dewasa (bapak-bapak dan ibu-ibu).
Sanggar Sangir ini bukan hanya berlatih gejog lesung saja tetapi teater dan karawitan yang pesertanya merupakan petani, pedagang dan masih sekolah. Kami terbuka bagi masyarakat yang bersedia ikut latihan disini, tidak dipungut biaya dan prisip utama kami adalah kami tidak menerima keterlibatan politik, ungkap Jumadi yang merupakan Ketua Sanggar Sangir.
Dalam dialog dengan ISI Surakarta dan BPSMP Sangiran, didapati bahwa kesenian yang dilestarikan Sanggar Sangir ini bisa menjadi atraksi yang menarik bagi pengunjung. Dr. Slamet, M.Hum salah satu rombongan ISI Surakarta turut memberikan pendapatnya, gejog lesung bisa diangkat sebagai atraksi seni bagi pengunjung museum, pengunjung tidak hanya menyaksikan kisah sejarah dimuseum tetapi juga bisa menyaksikan atraksi yang dipertunjukkan.
Gejog lesung bisa pentas dimana saja, bisa minta bayaran dari pengunjung atau tidak, dalam pentas keluarkan semua yang bisa dijual masyarakat seperti suvenir, makanan tradisional ataupun minuman yang akan menambah daya tarik gejog lesung yang dipentaskan, lanjutnya.
Dalam dialog ini, Sanggar Sangir menampilkan kemampuan gejog lesung yang mereka miliki pada pihak ISI Surakarta. Ditampilkan kemampuan gejog lesung dengan mengetengahkan kisah tentang kehidupan petani yang merupakan bagian dari keseharian masyarakat Ngampon.
Setelah selesai menyaksikan pertunjukan, pihak ISI Surakarta melalui Dr. Srihadi, S.Kar, M.Hum mengatakan bahwa Sanggar Sangir sudah memiliki struktur, jadi tinggal memerlukan “polesan” agar siap tampil diberbagai pentas. Impian harus setinggi mungkin agar kita dapat berusaha keras dengan belajar dan berlatih demi meraih impian. Jangan pernah surut dan tidak percaya bahwa impian Sanggar Sangir untuk pentas 24 jam nonstop tidak mungkin terlaksana, itu akan terlaksana maka yakinlah dengan impian itu dan yakinlah bahwa impian itu akan terlaksana, Srihadi membakar semangat Sanggar Sangir.
Dengan kesenian masyarakat, diharapkan menjadi daya tarik tambahan bagi pengunjung museum. Pengunjung bukan saja menyaksikan kebesaran Sangiran melalui museum tetapi juga menyaksikan kebudayaan yang ada ditengah masyarakat. (Wiwit Hermanto)