Pameran Virtual “Jejak Temuan Awal Homo erectus”: Jejak Sejarah Situs Sangiran-Trinil

0
1696

Tak terasa telah 26 tahun Situs Manusia Purba Sangiran sebagai Warisan Dunia nomor 593 oleh Unesco. Situs Sangiran merupakan salah satu situs Manusia Purba yang terbesar dan terpenting di dunia. Pada situs Sangiran telah ditemukan sebanyak sekitar 100 fosil manusia purba (Homo erectus) atau 50% lebih temuan fosil Homo erectus di dunia. Oleh karena kandungannya yang mempunyai nilai tinggi pada kesejarahan dan ilmu pengetahuan, maka Situs Sangiran telah ditetapkan sebagai daerah Cagar Budaya. 

Penetapan ini karena Situs Sangiran memiliki keistimewaan, selain memberi sumbangsih temuan fosil manusia purba, ditemukan juga bukti budaya manusia purba berjenis Homo erectus, dan hewan-hewan purba. Kesemuanya terekam dengan jelas pada lapisan-lapisan tanah di Situs Sangiran yang mampu menceritakan kehidupan manusia purba berjenis Homo erectus. Kisah tersebut menjadi kunci memahami evolusi manusia purba.

Tepat tanggal 7 Desember 2022, memperingati 26 tahun Situs Manusia Purba Sangiran sebagai Warisan Dunia nomor 593 oleh Unesco, BPSMP Sangiran mempersembahkan Pameran Virtual “Jejak Temuan Awal Homo erectus”. Pameran virtual ini berupaya menceritakan kembali kisah penemuan fosil manusia purba di tanah Jawa (Sangiran dan Trinil).

Penelitian di Situs Sangiran pertama kali dilakukan pada 1864 oleh P.E.C. Schemulling dengan hasil temuan fosil vertebarata. Penelitian Schemulling ini dilanjutkan oleh von Koenigswald pada tahun 1932. Penelitian Koenigswald ini berhasil menemukan berbagai peralatan manusia purba yang memberinya keyakinan jika suatu saat akan menemukan manusia purba yang menciptakan alat.

Penelitian yang dilakukan Koenigswald ini berbekal peta geologi yang dibuat oleh L.J.C van Es pada 1932. Kemudian pada 1936, keyakinan Koenigswald terbukti dengan penemuan fosil rahang kanan manusia purba. Inilah temuan pertama fosil manusia purba, yang kemudian diberi kode S1 (Sangiran 1).

Situs Trinil dikenal oleh dunia ketika pada tahun 1891 Eugene Dubois menemukan fosil tempurung kepala dan tulang paha manusia purba yang kemudian diberi nama Pithecanthropus erectus. Sedangkan Sangiran terkenal dengan temuan fosil Meganthropus paleojavanicus kurun waktu 1930-an.

Pameran Virtual “Jejak Temuan Awal Homo erectus” mengisahkan jejak temuan fosil manusia purba serta narasi sejarahnya. Melalui pameran ini, jejak sejarah kedua situs penting ini berupaya untuk ditampilkan melalui pameran virtual koleksi fosil (replika atau 3D) temuan awal manusia purba.

Pameran ini juga dimaksudkan untuk menghadirkan kembali memori kolektif tentang sejarah awal temuan fosil di Indonesia yang dapat diakses secara mudah oleh publik.

          Untuk mengakses pameran virtual Jejak Temuan Awal Homo erectus ini, dengan cara mengakses tautan bit.ly/pameranvirtualsangiran