Jurnal Jantra Volume I, No. 1, Juni 2006

0
2734

Jantra_I-1_2006

Jurnal Jantra Volume I, No. 1, Juni 2006

Puji syukur dipanjatkan kepada Yang Maha Kuasa, karena atas perkenan-Nya, Edisi Perdana Jurnal Jantra dapat hadir di tengah para pembaca. Melalui proses panjang, Jantra mencoba menyajikan berbagai peristiwa serta topik kesejarahan dan kebudayaan Jawa yang sedang berkembang saat ini.

Tulisan Siti Munawaroh dan Christriyati Ariani, menganalisa gotong royong, gugur gunung, kerukunan serta kebersamaan yang semakin tumbuh subur di kalangan warga masyarakat DIY pascagempa. Adanya rasa senasib sepenanggungan sesama korban gempa, secara spontanitas warga menghidupkan kembali nilai-nilai budaya Jawa seperti kerukunan, kegotongroyongan, keselarasan dan keharmonisan yang di era globalisasi saat ini menjadi nilai yang sangat “berharga”.

Topik lain yang juga cukup menarik dalam edisi kali ini, adalah tulisan Sumintarsih serta Samrotul Ilmi Albiladiyah. Kedua penulis ini masing-masing menelaah salah satu bangunan Jawa yang cukup penting. Sumintarsih mengkaji bagaimana peran pawon dalam budaya Jawa, sedangkan Ilmi Albiladiyah mengkaji peran Pathok Nagara, salah satu masjid milik Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Walaupun seringkali pawon ditempatkan dalam kategori bangunan rumah orang Jawa yang “diremehkan”, karena letaknya yang selalu di bagian belakang, namun filosofi pawon bisa menggambarkan bagaimana struktur sosial yang terjadi di masyarakat Jawa. Sementara tulisan Samrotul Ilmi Albiladiyah mengulas tentang Pathok Nagara, berserta seluk beluk bangunan masjid milik Sultan yang terletak di empat penjuru, serta hubungannya dengan fungsinya sebagai pengadilan surambi. Kini peran dan fungsi masjid Pathok Nagara telah berubah.

Kajian kesejarahan, tulisan Tashadi mencoba melihat kembali bagaimana semangat nasionalisme tumbuh di kalangan pemuda tahun 1928, dalam rangka Sumpah Pemuda. Semangat nasionalisme yang dibangun saat itu kemungkinan bisa ditumbuhkembangkan kembali terutama untuk membangun persatuan dan kesatuan di masa sekarang. Tulisan Dwi Ratna Nurhajarini berbicara tentang Oeang Repoeblik Indonesia (ORI), yang menunjukkan bahwa krisis moneter pernah terjadi di masa lalu. Dengan demikian peristiwa sejarah selalu mengikuti pola tertentu dan berulang, benar adanya.

Topik lain yang juga berhubungan dengan nilai budaya Jawa, adalah tulisan Suyami serta Ernawati. Suyami mengulas bagaimana peran seni pertunjukkan wayang bagi kehidupan masyarakat Jawa. Hingga saat ini, wayang masih bisa eksis di tengah masyarakat Jawa, sebagai tontonan, tuntunan, serta tatanan tersendiri. Banyak nilai filosofis yang dapat diserap dari seni tradisi wayang ini. Sementara Ernawati Purwaningsih mengulas tentang permainan tradisional anak, menunjukkan bahwa dalam permainan tradisional anak sarat dengan nilai budaya yang dibutuhkan bagi perkembangan mental anak, melalui nilai kebersamaan, kepemimpinan, kerukunan, pendidikan, yang merupakan nilai-nilai budaya yang mungkin tidak ada di dalam permainan modern.

Kedelapan tulisan dalam Jantra, edisi perdana ini, semoga bisa menambah wawasan pembaca terutama berkaitan dengan khasanah kesejarahan dan kebudayaan. Namun demikian, Dewan Redaksi Jantra sangat mengharapkan saran, kritik, serta masukan dari para pembaca, dalam upaya kesempurnaan Jantra di masa mendatang.

Redaksi Jantra

Selengkapnya download file pdf : Jantra_Vol._I,_No._1,_Juni_2006