Padang – Dalam rangka pengusulan Tari Gandai sebagai warisan budaya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muko-muko berkunjung ke Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat. kegiatan kunjungan tersebut dilakukan Senin (29/1) dengan diwakili oleh Kabid Kebudayaan Rasita, S.Pd beserta stafnya Isra, S.Sn. Kunjungan tersebut diterima langsung oleh Kepala BPNB Sumbar Drs. Suarman beserta para peneliti di ruang rapat BPNB Sumbar.
Menurut Rasita, S.Pd, kunjungan tersebut bertujuan bukan hanya meningkatkan silaturahmi antar instansi yang memang sudah sejak lama terjalin khususnya antar pegawai. Namun hal yang utama dalam kunjungan tersebut adalah keinginan Pemda Mukomuko untuk mengusulkan Tari Gandai sebagai warisan budaya Mukomuko yang diakui secara nasional maupun dunia. Selanjutnya adalah terkait pelaksanaan Festival Kapung Sati Ratau Betuah yang akan dilaksanakan oleh Pemda dalam waktu dekat.
Terkait pengusulan Tari Gandai, kunjungan dimaksudkan untuk meminta masukan dan saran demi lancarnya prosesnya. Beberapa saran yang dimaksud khususnya terkait syarat-syarat yang dibutuhkan dan proses apa saja yang harus dilalui. Mereka juga meminta jika ada data-data tentang Tari Gandai yang mungkin akan mendukung pengusulan tersebut.
Kunjungan tersebut dirasa tepat mengingat BPNB Sumbar mempunya tugas dan fungsin sebagai pelestari budaya. BPNB Sumbar juga sudah berpengalaman dalam menggali, mendorong dan membantu mengusulkan warisan-warisan budaya. Selain itu, hal yang paling penting adalah bahwa beberapa peneliti sudah pernah melakukan kajian tentang Tari Gandai serta maestronya.
Kepala BPNB Sumbar, Suarman menyambut baik upaya pengusulan tari gandai tersebut dan menyatakan akan mendukung sepenuhnya. Dia juga menyampaikan masukan terkait syarat-syarat pengusulan yang harus dilengkapi sebagaimana yang tertera dalam form pengusulan warisan budaya tak benda. Suarman menyarankan beberapa data pendukung seperti hasil-hasil kajian, film-film dokumenter serta dokumentasi berupa foto-foto.
Selanjutnya Refisrul, peneliti BPNB yang juga pernah meneliti Tari Gandai menyatakan sangat mendukung pengusulan tersebut. Dia juga menyarankan untuk lebih memperdalam kajian mengenai tari gandai. Selain itu dia mengusulkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan mahasiswa bisa membantu pengusulan tersebut. Satu hal penting yang disoroti Refisrul adalah masih kurangnya dokumentasi dan film dokumenter tari tersebut.
Masih banyak masukan lain dari peneliti, tapi yang paling penting adalah semua mendukung pengusulan tersebut. Sementara mengenai Festival Kapung Sati Ratau Betuah diusulkan untuk lebih menekankan pada tema multikultur. Hal ini untuk melibatkan seluruh etnis yang ada di Kabupaten Mukomuko, sehingga etnis-etnis tersebut turut merasa sebagai warga Mukomuko.
Semoga tercapai!