Memperkenalkan Budaya Matrilieal kepada masyarakat Internasional bisa dilakukan dengan banyak cara, salah satunya adalah dengan menjadikan Rumah Gadang sebagai tempat menginap bagi wisatawan. Hal itulah juga yang mengemuka dalam rapat perdana panitia Festival Matrilineal Senin (9/2). Rencananya, para peserta akan menginap di Rumah Gadang yang layak menjadi Homestay selama pagelaran berlangsung. Namun, tawaran ini masih sekedar wacana karena harus terlebih dahulu melihat kesiapan daerah alternatif dan kelayakan Rumah Gadang di daerah tersebut untuk dijadikan sebagai tempat menginap. Bagaimana fasilitas yang ada, sehingga tidak menunjukkan kesan buruk pada peserta undangan.
Ada tiga pilihan daerah yang direncanakan menjadi tempat pagelaran Festival Matrilineal yaitu Kab. Sijunjung, Kab. Tanah Datar dan Kota Padang. Rekomendasi atas daerah Kab. Sijunjung dan Kab. Tanah Datar adalah usulan Daerah tersebut menjadi desa Budaya. Jadi untuk memperkenalkan daerah tersebut ke masyarakat yang lebih luas, maka daerah ini menjadi potensial dipromosikan lewat pagelaran yang akan dilaksanakan. Dua daerah ini juga mempunyai Rumah Gadang yang bisa digunakan sebagai tempat menginap bagi peserta. Pilihan selanjutnya adalah Kota Padang sebagai ibukota provinsi. Pemilihan Kota ini berdasarkan pertimbangan kemudahan akses bagi para peserta yang datang dari luar daerah khususnya peserta luar negeri.
Festival Matrilineal ini sendiri rencananya akan menampilkan beberapa kegiatan seperti penampilan kesenian, festival baju kurung basiba, seminar dan pameran kuliner. Konsep acara yang akan ditampilkan adalah konsep tradisional. Hal ini untuk menggali sekaligus untuk mengenalkan keunikan-keunikan tradisi-tradisi yang ada pada tiap-tiap suku yang menganut sistem Matrilineal. Tentu saja akan mengangkat kesenian-kesenian yang menjadi ciri khas matrilineal suatu suku bangsa yang terlibat dalam acara tersebut. Festival ini juga rencananya akan mengundang peserta asing yang berbudaya Matrilineal. Beberapa Negara rekomendasi untuk ditampilkan dalam kegiatan ini yaitu Cina, Malaysia dan India. Namun akan tetap disesuaikan dengan kemampuan, baik dari segi pendanaan maupun hal-hal teknis lainnya. Hal ini berkaitan dengan rencana pagelaran akan didanai secara swa-kelola.
Walaupun pagelaran akan dilaksanakan secara swakelola, tapi tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan pihak lain. Hanya saja bentuk kerjasama yang akan dibangun adalah memegang prinsip mutualisme dan tidak saling memanfaatkan untuk kepentingan di luar tujuan pagelaran. Hal ini sebagaimana ditekankan Ketua Panitia sekaligus Kepala BPNB Padang Drs. Nurmatias dalam rapat.
“kita tetap akan membuka kerjasama dengan pihak lain demi suksesnya acara ini, tapi kita pastikan kalau kerjasama yang kita bangun tidak mengintervensi kita. Jadi kita bangun kerjasama yang tidak mengikat, kita sampaikan kemampuan kita seperti apa, kalau mereka siap bantu sesuai keinginan kita tidak masalah, tapi kalau tidak, kita jalan sendiri saja” demikian beliau menjelaskan.
Beberapa usulan yang mengemuka dalam rapat adalah agar BPNB Padang lebih mengutamakan peserta dari wilayah kerja untuk tampil dalam festival ini. Ini sebagai bentuk tanggung jawab BPNB Padang kepada daerah wilayah kerja, disamping itu juga beberapa suku bangsa di wilayah kerja memiliki budaya Matrilineal. Selanjutnya, Rapat ini juga membahas bagaimana proses eksekusi kegiatan sehingga pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Rencananya kegiatan ini akan dilaksanakan pada 25 Oktober sampai dengan 1 nopember. Pekerjaan yang harus segera dikerjakan adalah penyusunan proposal kegiatan dalam dua bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Sumber : bpnbpadang.com
– Marbun –
(BPNB Padang)