Lawatan Sejarah Daerah 2018

0
1113

Padang – Lawatan Sejarah Daerah (LASEDA) 2018 di Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat telah selesai dilaksanakan. Acara berlangsung selama tiga hari yakni pada 2 – 5 April 2018 di Kabupaten Pesisir Selatan. 45 orang peserta laseda dari berbagai sekolah di tiga wilayah kerja ikut serta dalam kegiatan tersebut. Kegiatan tersebut juga telah meghasilkan tiga orang peserta terbaik.

Bentuk kegiatan laseda 2018 diantaranya melakukan kunjungan ke obyek-obyek sejarah. Beberapa obyek yang dikunjungi antara lain rumah gadang Mande Rubiah, yang berada di kecamatan Lunang kabupaten pesisir Selatan. Objek-objek bersejarah lain yang turut dikunjungi antara lain makam Cinduo Mato yang berjarak kurang lebih 200 meter dari rumah gadang Mande Rubiah. Selain itu peserta juga diajak berkunjung ke komplek makam Bundo kandung serta kunjungan ke Indra pura.

Dalam setiap kunjungan ke objek-objek bersejarah, peserta laseda selalu disambut dengan tari galombang, tarian dan silat tradisional. Peserta juga senantiasa diajak untuk berdiskusi menambah wawasan peserta tentang sejarah lokal. Selain itu para peserta juga dikenalkan peralatan-peralatan pakaian, senjata tradisional yang masih dipelihara.

Kunjungan ke rumah gadang mande Rubiah misalnya, para peserta diajak beramah tamah bersama keluarga besar Mande Rubiah yang merupakan keturunan ke tujuh mande Rubiah. Ramah tamah juga disertai dengan kegiatan diskusi mengenai asal usul Mande Rubiah. Dari diskusi tersebut para peserta akhirnya mengetahui bahwa Mande Rubiah tersebut memiliki kaitan erat dengan kerajaan Pagaruyung.

Di indrapura para peserta diajak untuk melihat salah satu bukti kejayaan maritim di pessel yaitu peninggalan bandar X. Bandar ini merupakan bekas dermaga dan gudang penyimpanan garam yang sebagian bangunannya saat ini menjadi tempat bermain bola bagi pemuda sekitar. Sementara di Kambang, peserta dibawa mengunjungi mesjid Al imam, salah satu bukti masuknya pengaruh Islam di Kabupaten Pesisir Selatan.

Selain kunjungan ke obyek bersejarah, kegiatan lawatan sejarah juga melaksanakan pentas seni. Pentas seni merupakan wadah para peserta laseda menampilkan kemampuan seninya. Kegiatan ini dilaksanakan seluruh peserta pada malam hari. Masyarakat setempat sangat antusias menyaksikan pentas seni tersebut dengan tumpah ruahnya membanjiri pelataran rumah gadang Mande Rubiah.

Bentuk kegiatan lain adalah observasi di rumah gadang Mande Rubiah. Para peserta dalam observasi ini diminta untuk melihat benda-benda pusaka yang masih tersimpan dalam rumah tersebut. Beberapa benda-benda pusaka peninggalan keluarga yang masih tersimpah seperti senjata dan alat-alat rumah tangga. Dalam observasi ini, para peserta didampingi pemandu, salah seorang keturunan Mande Rubiah yang memberikan informasi tentang sejarah Mande Rubiah dan rumah gadangnya.

Selesai rangkaian kegiatan, para peserta diajak mendiskusikan kondisi objek sejarah  setempat untuk menghasilkan rekomendasi kepada pemerintah terkait pelestariannya. Selanjutnya peserta diajak berkunjung ke Painan, dan Pulau Cingkuk di Pantai Carocok. Kegiatan di pulau diawali dengan pengenalan situs cagar budaya yang ada, presentasi dan diskusi makalah finalis terpilih.

Acara berakhir dengan penutupan acara laseda yang dihadiri oleh sekretaris dinas pendidikan dan kebudayaan Pessel, Kabid kebudayaan dan pemerhati sejarah pessel. Pada acara penutupan ini para peserta terbaik juga turut diumumkan. Tiga orang peserta berhasil menjadi yang terbaik yakni Fathur Rahman, M. Zaky Nugraha dan Ketut Agil PS. (FM)

Kontributor: Rahma Dona