Padang – Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat mengadakan seminar proposal kajian sejarah dan budaya. Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, 12 Juli 2017 di Ruang Sidang BPNB Sumatera Barat. Seluruh fungsional peneliti terlibat baik sebagai ketua maupun anggota mempresentasikan 11 proposal kajian. Ke 11 proposal kajian tersebut terbagi ke dalam kajian naskah kuno, kajian sejarah dan budaya serta kearifan tradisional.
Seminar proposal kajian ini dibuka pada pukul 08.30 wib, secara resmi dibuka dan ditutup oleh kepala BPNB Sumatera Barat Suarman. Turut hadir sebagai narasumber tiga orang akademisi yang kompeten di bidangnya masing-masing. Ke tiga orang tersebut terdiri dari Dr. Pramono, M.Si, Dr. M. Nur, M.S, serta Dr. Zainal Arifin, M.Hum. Panitia juga mengundang peserta dari berbagai kampus yang berhubungan dengan tema-tema kajian untuk aktif memberikan saran dan masukan untuk semakin berkualitasnya proposal penelitian tersebut.
Kepala BPNB Sumatera Barat Suarman pada saat membuka acara menyampaikan bahwa kajian harus menjadi dasar dalam merumuskan kebijakan pelestarian budaya. Dalam hal itu BPNB Sumatera Barat khususnya melalui fungsional peneliti harus mampu menghasilkan penelitian yang berkualitas dan berkontribusi dalam memberi rekomendasi solusi pelestarian budaya.
“sesungguhnya pelestarian budaya harus diawali kajian ilmiah karena merupakan dasar kebijakan strategis dalam pelestarian. BPNB Sumatera Barat dalam kajiannya harus memberikan kontribusi pada pembangunan dengan memberikan rekomendasi atas hasil penelitian mereka” jelas Suarman.
Suarman menambahkan bahwa hasil penelitian ke depan tidak lagi ditumpuk dalam perpustakaan tapi akan disebarluaskan ke khalayak masyarakat untuk bisa dibaca dan dipahami.
“Untuk itu setiap hasil-hasil penelitian nantinya harus informatif dan bernas. Kita juga selalu berupaya untuk meningkatkan mutu penelitian” harapnya.
Seminar berlangsung dalam tiga sesi. Satu sesi menyajikan tiga proposal. Selama seminar berlangsung terdapat banyak masukan dari peserta khususnya dari narasumber. Itu diakui Suarman dalam pernyataannya ketika menutup acara yang antara lain menyampaikan bahwa pencerahan luar biasa bahwa penelitian sesunggunya tidak rumit tapi sederhana yakni untuk mencari ‘apa’ dan ‘mengapa’. Semoga dengan adanya sumbang saran penelitian yang akan dilakukan juga lebih berkualitas dan bermanfaat.