FGD Inventarisasi Permainan Tradisional Kabupaten Musirawas

0
1568

Kadisbudpar Drs. Jemain bersama ketua tim inventarisasi Yulisman dalam kegiatan FGD
Kadisbudpar Drs. Jemain bersama ketua tim inventarisasi Yulisman dalam kegiatan FGD
Lubuk Linggau, BPNB Padang melaksanakan Fokus Grup Diskusi (FGD) Inventarisasi Permainan Tradisional Prov. Sumatera Selatan. FGD ini merupakan salah satu metode yang digunakan oleh tim inventarisasi dalam mengumpulkan data sebanyak-banyaknya terkait permainan tradisional di Sumatera Selatan khususnya di Kabupaten Musi Rawas. Kegiatan ini menghadirkan tokoh-tokoh masyarakat, Mahasiswa, pemangku adat dan perwakilan dari Dinas kebudayaan dan pariwisata, Dinas Pemuda dan Olahraga dan Dinas Pendidikan Kabupaten Musirawas. Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 05 Mei 2015 di Hotel Sempurna Kota Lubuk Linggau.

FGD ini dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Musi Rawas Bapak Drs. Jemain. Pada kesempatan itu, Drs. Jemain menyatakan menyambut baik kegiatan inventarisasi permainan tradisional dan bangga Kabupaten Musi Rawas terpilih sebagai tempat inventarisasi. Beliau juga mendorong semua pihak untuk ke depannya bisa mengangkat permainan tradisional dalam memeriahkan berbagai perayaan-perayaan daerah.

“Kesempatan yang baik ini atas nama pemerintah kabupaten musirawas menyambut baik dan mendukung untuk menggali dan melestarikan permainan-permainan tradisional ini, nanti kita juga mengharapkan untuk dispora untuk merencanakan yang akan datang tidak hanya tarik tambang, senam dumang dan sebagainya tapi permainan tradisional untuk diprogramkan pada hari jadi Kabupaten Musi Rawas” paparnya.

Beliau juga menambahkan bahwa akhir-akhir ini permainan tradisional semakin hilang dengan adanya modernisasi permainan anak-anak akibat perkembangan teknologi. Permainan modern sendiri cenderung mempunyai dampak negative bagi anak-anak zaman sekarang, seperti anak-anak kurang pergerakan, menjadi individualis dan cenderung cuek. Disamping itu, permainan anak-anak kini semakin mendorong anak menjadi anti sosial.

FGD 2Untuk itu perlu menggali kembali nilai-nilai permainan tradisional dan melestarikan permainan menjadi permainan yang disenangi oleh anak-anak kita.

Sementara menurut ketua Tim Pelaksana Inventarisasi Permainan Tradisional Sumatera Selatan Yulisman, SH. Kegiatan FGD ini selain bertujuan untuk mendata dan menggali nilai-nilai, kegiatan ini juga menjadi satu syarat untuk ke depannya bisa mengajukan karya permainan tradisional menjadi warisan budaya nasional dan selanjutnya akan diusulkan menjadi warisan budaya dunia. Sehingga keluaran dari kegiatan inventarisasi ini nantinya terdiri dari laporan hasil inventarisasi, booklet, dan rekaman.

Dalam kesempatan FGD tersebut diketahui sangat banyak permainan-permainan tradisional yang sering dimainkan pada masa lalu yang kemudian punah. Selain perkembangan teknologi yang mendorong anak meninggalkan permainan tersebut karena dianggap kurang menarik, semakin sempitnya lahan yang bisa dimanfaatkan untuk tempat bermain menjadi satu faktor penyebab hilangnya permainan.

– Marbun –