Padang (BPNB Sumbar) – Pengusulan Kota Tambang Sawahlunto menjadi warisan budaya dunia ke UNESCO hingga kini masih berjalan. Setelah beberapa tahun berproses dan berjalan secara estafet, proses pengusulan masih membutuhkan banyak hal konkrit dalam penyusunan dokumen. Salah satunya adalah komitmen dan kerja konkrit dari semua stakeholder yang berkepentingan di dalamnya. Dengan demikian maka usulan tersebut akan segera menjadi pengakuan.
Hal itulah yang berkembang dalam Rapat Koordinasi dengan Dinas-dinas Kabupaten/Kota di Sumatera Barat berkaitan dengan pengusulan Kota Tambang Sawahlunto sebagai Warisan Budaya Dunia. Rapat diadakan pada Rabu(9/2/2017) di Kantor BPNB Sumatera Barat. Beberapa Daerah yang terlibat dalam rapat adalah Provinsi Sumatera Barat, Kota Sawahlunto, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar serta Kota Padang.
Dalam rapat yang dipimpin secara langsung oleh Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Bapak Nadjamudin Ramly, secara prinsip semua Kabupaten/Kota yang masuk wilayah pengusulan Kota Tambang Sawahlunto sebagai warisan budaya dunia mendukung pengusulan tersebut. Namun dukungan yang dibutuhkan harus diimplementasikan dalam berbagai kerja-kerja konkrit sehingga batas waktu pengusulan management plan yang dibutuhkan bisa selesai.
Kota Sawahlunto adalah Kota Lama bentukan kolonial Belanda untuk mendukung eksploitasi tambang batubara pada masa itu. Sebagai satu wilayah yang sangat kaya akan batubara, sejak tambang dibuka lalu dibangun kota untuk pemukiman para pekerja tambang dan administratur perusahaan. Sementara untuk distribusi batubara, Belanda membangun jalur transportasi berupa rel kereta api dari Sawahlunto sampai ke pelabuhan Teluk Bayur. Pelabuhan teluk bayur juga dibangun atas inisiatif Belanda untuk mempermudah distribusi. Pada awalnya pelabuhan tersebut dinamakan Pelabuhan Emma Havven.
Berdasarkan sejarah dan bukti-bukti yang ada, pengusulan kota tambang dengan berbagai aspek pendukungnya melibatkan beberapa Kabupaten yang dilalui sistem transportasi tersebut. Beberapa daerah tersebut antara lain Kota Sawahlunto, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Padang. Beberapa Kab/Kota diantaranya menjadi stasiun penggantian loko seperti Tanah Datar dan Padang Panjang. Sehingga pengusulan untuk menjadi warisan Budaya Dunia perlu dukungan dan komitmen kuat masing-masing kabupaten yang dilalui jalur transportasi tersebut.
Pengusulan Kota Sawahlunto untuk warisan dunia tidak terlepas dari manfaatnya sebagai sebuah karya yang mempunyai nilai adiluhung. Kontribusi Sawahlunto pada dunia tidak diragukan lagi sebagai pemasok energi untuk dunia pada masa itu.