Pada umumnya ungkapan-ungkapan ini menggambarkan latar belakang kehidupan sosial budaya pada masyarakat pendukungnya. Kebanyakan makna ungkapan ini berupa nasehat untuk berbuat, mematuhi norma-norma yang berhubungan dengan adat-istiadat dan nasehat untuk meninggalkan atau menjauhi perbuatan tercela. Setiap ungkapan merupakan alat kendali masyarakat. Demikian halnya pada masyarakat di daerah Sulawesi Tengah lebih khusus di Suku Pamona yakni “Ane moga’a, moga’a ri loda” artinya kalau bercerai, bercerailah di jendela/bercerai seperti orang keluar rumah melalui jendela. Jendela menurut pengertian masyarakat setempat adalah jalan satu-satunya atau jalan terakhir keluar dari rumah.
Ungkapan ini mengandung makna agar tali persatuan tetap diperkokohkan supaya tidak terjadi keretakan. Ungkapan ini sering digunakan sebagai nasehat yang ditujukan bagi pasangan suami istri yang baru memasuki gerbang perkawinan agar selalu mempunyai prinsip sehidup semati, perceraian bisa terjadi kalau seseorang meninggal dunia. Dan ungkapan ini berhubungan erat dengan ajaran agama Kristen, yang melarang umatnya bercerai hidup.
Fungsi sosial yang terkandung dalam ungkapan ini yaitu mengandung nilai etik dan moral agar kita selalu menjaga kerukunan di dalam keluarga, yang menciptakan kedamaian lahir batin. Selain itu ungakapan ini juga dapat menyadarkan pasangan suami istri yang akan bercerai.
Sumber : Dokumen BPNB Sulut