You are currently viewing Nono : Kinerja dan Kompetensi, Untuk Memajukan Kebudayaan

Nono : Kinerja dan Kompetensi, Untuk Memajukan Kebudayaan

Kunjungan Setditjen Kebudayaan Kemdikbud pada BPNB Sulut

Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sulawesi Utara sebuah UPT Kemdikbud, dikunjungi sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan KEMDIKBUD, Nono Supriyatno (10/11), dengan melakukan Dialog pembinaan mengenai peraturan-peraturan di lingkup administrasi dan organisasi pelestarian kebudayaan. Kegiatan ini dihadiri oleh segenap pegawai BPNB Sulut yang terdiri atas Peneliti, Pamong Budaya, serta staf administrasi.

Setditjen Kebudayaan Kemdikbud ini dalam diskusi  yang dipandu KTU BPNB Sulut, Agus Walukow, menjelaskan akan sistem kepegawaian Indonesia saat ini lebih menekankan kepada peningkatan kinerja kepegawaian, dengan pembidangan pekerjaaan yang berbeda-beda. Pegawai dituntut untuk berkinerja dengan baik dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang melekat kepada statusnya. Sebagai peneliti mesti menghasilkan karya-karya penelitian yang berkualitas dan bermanfaat bagi bangsa. Kemudian sebagai administrator atau fungsional lainnya perlu menunjukan kerja-kerja yang profesional. Kompetensi dan kemampuan pegawai harus terus-menerus ditingkatkan dengan pembinaan dan pendidikan.

Dijelaskannya pula, bahwa dahulu penilaian kebanyakan lebih kepada absensi atau kehadiran, namun saat bukan cuma sekedar kehadiran, akan tetapi bagaimana juga kinerjanya dengan hasil-hasil yang pekerjaan yang telah dilakukan. Lebih dari itu, kinerja pegawai telah memiliki standar-standar kompetensi profesi. Jadi segala pekerjaan akan dinilai dari standar kompetensi itu, kinerja dapat terukur.

“Pegawai lingkup Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan perlu memanfaatkan fasilitas-fasilitas  pengembangan sumber daya manusia dengan mengikuti studi-studi lanjut yakni studi S2 atau S3. Ada banyak beasiswa yang ditawarkan berbagai pihak, kemdikbud juga memiliki beasiswa yang ditujukan bagi pegawai Kemdikbud”, kata Supriyatno

Dialog dengan para pegawai berlangsung interaktif, dimana para pegawai BPNB Sulut memanfaatkan momen tersebut untuk menanyakan hal-hal seputar kepegawaian seperti Peta Jabatan, soal kebijakan ijin dan tugas belajar, dan lain sebagainya.

Pada bagian akhir membicarakan kebijakan pelestarian kebudayaan dimana UPT BPNB sebagai ujung tombak di daerah-daerah, bahwa kebudayaan adalah salah satu bagian utama dalam perwujudan Trisakti pada visi pembangunan nasional.

Kepala BPNB Sulut, Rusli Manorek mengapresiasi kunjungan Sesditjen Kebudayaan Kemdikbud Nono Supriyatno, karena membangkitkan semangat dan kinerja pegawai BPNB Sulawesi Utara, mengingat pekerjaan BPNB Sulut cukup luas wilayah kerjanya yakni Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo.***(Steven Sumolang)