Manado – BPNB Sulut. Belajar sejarah sebagai suatu hal yang penting perlu dibuat dengan metode mengunjungi langsung objek-objek sejarah tersebut, sehingga peserta belajar dengan mudahnya memahami sejarah. Seperti yang dilakukan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sulawesi Utara yang rutin menyelenggarakan Lawatan Sejarah Daerah. Kali ini Lawatan Sejarah Daerah atau LASEDA dibuat di provinsi Sulawesi Utara dengan tema “Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan, Memelihara Sejarah”, acara ini dipusatkan di Kalasey, Minahasa. (28/4).
“Para siswa belajar sejarah dalam sebuah perjalanan atau lawatan Sejarah, mereka berkunjung ke situs-situs bersejarah dan melakukan pendalaman akan situs sejarah tersebut melalui pengamatan, wawancara pada informan kunci. Diharapkan siswa-siswa akan menambah wawasan kesejarahan dan nilai-nlainya berupa patriotisme, semangat persatuan bangsa akan ditumbuhkan,” kata kepala BPNB Sulut Apolos Marisan.
Lawatan sejarah ini berlangsung 28 april hingga 1 mei 2019, dengan peserta adalah sejumlah siswa dan guru pendamping masing-masing dari 3 provinsi yang ada di wilayah kerja BPNB Sulut yakni dari Sulut, Sulteng, dan Gorontalo. Menariknya utusan dari beberapa provinsi lain bisa belajar sejarah daerah lain, hal ini menurut Narasumber Hasanudin Anwar yang adalah Peneliti Sejarah BPNB Sulut, bahwa peserta bisa menabah pengetahuan sejarah daerah lain di Indonesia sehingga dapat menyaksikan kekayaan sejarah negeri ini dan akan menjalin persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Selama mengikuti kegiatan ini, peserta akan mengunjungi spot-spot seperti, Gereja tertua Minahasa di desa Watumea, Benteng Moraya di Tondano, Loji Tondano, Goa Jepang di Tonsea Lama, Makam Tuanku Imam Bonjol di desa Lotta, Waruga Wanua Ure desa Lotta dan situs Watu Siouw Kurur di Puncak Kimuwu Desa Warembungan.***
Penulis : Steven