You are currently viewing Kemah Budaya Sulut 2018, Tapak Sejarah Bangsa
Jejak Sejarah di Monumen Trikora Pulau Lembeh

Kemah Budaya Sulut 2018, Tapak Sejarah Bangsa

Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sulut bekerjasama dengan Saka Widya Budaya Bakti Kota Bitung melakukan Kemah Budaya 2018 di bumi perkemahan Buah Yaki Bitung, mengambil tema Menapaki Jejak Sejarah Bangsa dalam Menumbuhkan Nilai Nasionalisme pada Generasi Muda, dengan Metode Kepramukaan. Peserta terdiri dari siswa-siswi SMA/ SMK utusan dari Kota Manado, Kota Bitung, Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Bolaang Mongondow

Menurut ketua panitia Wenny Wuisan, kemah budaya berlangsung pada tanggal 26-29 juli 2018, peserta mendapatkan materi yang dititikberatkan pada pembinaan dan pengembangan jiwa semangat patriotisme dan cinta tanah air serta ketahanan sosial budaya, spiritual, intelektual, dan fifik baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Materinya antara lain: Pemutaran Film, Pentas Seni, Permainan Tradisional, Festival/ Demo Makanan Tradisional, Lawatan Sejarah Budaya, Pengetahuan Sejarah dan Budaya, Keterampilan Seni Budaya, Perfilman dan Fotografi.

Adapaun metode yang digunakan dalam pelaksanaan Kemah Budaya 2017 bersumber pada Prinsip Dasar Kekramukaan dan metode kepramukaan. kegiatan dilaksanakan dalam proses pendidikan yang mendorong peserta untuk berinteraktif, partisipatif, progresif, kompetitif, menarik, menyenangkan, sehat, aman dan selamat dengan menciptakan suasana persaudaraan dalam perkemahan yang terpisah antara putra dan putri.

Nilai-nilai kebudayaan dan Kesejarahan merupakan suatu hal yang harus digali dan tumbuhkembangkan kemudian dipelihara demi berlangsungnya pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Sehingga pembangunan tidak dilihat dari pembangunan fisik semata, tetapi bagaimana kita membangun nilai atau karakter bangsa. Dengannya Tujuan pembangunan nasional dapat tercapai menuju masyarakat Indonesia yang Makmur, Adil, dan Sejahtera dalam segala aspek kehidupannya.

Dalam hal pembinaan dan pengembangan karakter bangsa, maka sejalan dengan tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulut adalah melaksanakan pelestarian kebudayaaan yang didalamnya meliputi;  perlindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pendokumentasian aspek nilai budaya, seni dan film, dan kesejarahan. Implementasi dari Tupoksi tersebut, maka dijabarkan dalam bentuk program kerja antara lain; melaksanakan kegiatan Kemah Budaya 2018 di Sulawesi Utara.

Kemah budaya dibarengi dengan kehadiran Pramuka Saka Widya Budaya Bakti sebagai satuan karya baru dibawah binaan langsung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang Pendidikan dan Kebudayaan khususnya pendidikan anak usia dini, nonformal dan informal, seni dan film, tradisi, sejarah, nilai budaya, cagar budaya dan museum yang dapat diterapkan pada diri, keluarga, lingkungan dalam menciptakan lapangan pekerjaan.

Tujuan Pembentukan Saka Widya Budaya Bakti adalah memberi wadah pendidikan dan pembinaan bagi para pramuka penegak dan pramuka pandega untuk menyalurkan minat, mengembangkan bakat, kemampuan, dan pengalaman dalam bidang pengetahuan dan teknologi serta keterampilan di bidang Pendidikan dan Kebudayaan yang dapat menjadi bekal bagi kehidupan dan penghidupannya untuk mengabdi pada masyarakat, bangsa, dan negara.

Salah satu peserta dari Kota Kotamobagu, Gabriela Kasenda, mengemukakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat baginya, karena dia bisa mendapatkan pembekalan soal keterampilan bidang sejarah dan budaya, mengenal lokasi-lokasi sejarah dari dekat, membuat film budaya, peta budaya, dll.

“saya senang dengan adanya keterampilan dalam dalam krida-krida Saka Widya Budaya Bakti yang merupakan bagian dari pendidikan sekolah, dan ini dilakukan di luar sekolah yakni di alam terbuka dan pada langsung pada objek-objek sejarah budaya”, kata Kasenda dengan ekspresi gembiranya.***

 

Peliput : Steven Sumolang