Sanggar Seni Pajoge Andino

0
2150
Sanggar Seni Pajoge Andino dari Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan

Sanggar Seni Pajoge Andino Sidrap berdiri pada tanggal 16 Juni 2010, adalah sanggar seni yang berfokus pada seni tari yg melestarikan tari tradisional yang ada di Sulawesi Selatan dan Nusantara. Selain itu sanggar yang beralamat di Jalan Andi Nohong No.6 Kelurahan Pangkajene, Kecamatan Maritengngae ini, juga menciptakan karya-karya tari kreasi baru yang berpijak pada etnis budaya nusantara. Sanggar ini diketuai oleh Henra Setiawan. Sanggar didirikan atas inisiatif dari anak-anak di daerah Sidrap, yang ingin belajar tari-tarian. Maka didirikanlah sebuah sanggar tari guna melestarikan budaya, mengingat situasi dan kondisi saat ini, kebanyakan anak-anak lebih mengenal budaya dan pengaruh budaya asing seperti boy band dan girl band yang hanya menonjolkan koreografi yang senonoh.

Sanggar Seni Pajoge Andino merupakan sebuah wadah apresiasi bakat dan minat di bidang tari dan musik. Anak-anak yang tergabung di Sanggar Seni Pajjoge Andino diajarkan tari-tarian nusantara khususnya etnis Makassar, Bugis, Toraja, dan Mandar. Sanggar ini merupakan sanggar pertama yang ada di daerah Pangkajene Kabupaten Sidrap. Prestasi yang pernah diraih oleh Sanggar Seni Pajoge Andino Sidrap ini yakni:

  • Penyaji Terbaik Kreativitas Tari Remaja se Sul-Sel 2017
  • Penyaji Terbaik Tiga, Temu Koreografer Sul-Sel 2017
  • Penyaji terbaik Dua, Temu Koreografer Sul-Sel 2018
  • Penari Duta Sul-Sel di Festival Payung Yogyakarta 2018
  • Penyaji Terbaik Tari Tradisional Anida, di Bulan Budaya Sidrap 2017-2018
  • Penyaji Terbaik Pertama Festival Tari Kreasi Salo Karajae Se-Ajatappareng 2019

Sanggar Seni Pajoge Andino membawakan TARI MASSEMPE’ pada Panggung Ekpresi Kebudayaan Gau’ Maraja. Tari ini merupakan garapan tari kreasi kontemporer yang berpijak pada etnis Bugis – Makassar. Massempe’ sebagai salah satu kegiatan pengisi acara diacara “Tudang Sipulung” atau musyawarah adat, telah membentuk sebuah kohesi sosial yang begitu kuat. Massempe’ diterjemahkan dalam bahasa sosial sebagai bentuk interaksi sesama masyarakat yang menjalin keakraban melalui permainan tradisional. Ragam Gerak yang digunakan merupakan pengembangan dari ragam Massempe‘ yg mengutamakan kekuatan kaki (adu jotos kaki). Gerak simbolik naik kuda yang merupakan simbol penghargaan kepada kepala suku atau pimpinan adat dalam melaksanakan kegiatan Tudang Sipulung.