SENIMAN MASUK SEKOLAH (SMS) DI KOTA SORONG

0
574
Pelaku Budaya Saat Praktek Bersama Siswa-Siswi Peserta Kegiatan Seniman Masuk Sekolah (SMS) di Aula SMA YPK 2 Maranatha Kota Sorong.

Jayapura,(21/10/2019), Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Papua tahun ini kembali menggelar kegiatan Seniman Masuk Sekolah (SMS) di Kota Sorong setelah sebelumnya digelar di Kota Jayapura dan Merauke Provinsi Papua. Kegiatan SMS yang sasarannya adalah siswa siswi Sekolah Menengah Atas ini dimaksudkan adanya sinergitas antara sekolah dengan para seniman selaku pelaku budaya dalam upaya mengajarkan kepada  siswa-siswi untuk lebih mengenal seni dan budaya, juga sebagai upaya mengatasi kurangnya pengajar seni budaya di sekolah-sekolah. Kegiatan yang dilaksanakan kerjasama BPNB Papua yang wilayah kerja mencakup Provinsi Papua dan Papua Barat dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sorong pada tanggal 18-19 Oktober 2019 di Aula SMA YPK 2 Kota Sorong dengan peserta  dari SMA Negeri 1 Kota Sorong, SMA Negeri 2 Kota Sorong,SMA Negeri 3 Kota Sorong, SMA YPPK Agustinus Sorong, SMA YPK 2 Maranatha dan SMA Papua Kota Sorong.

Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sorong Evert Sagrim,S.Sos saat membuka kegiatan intinya menyampaikan perlu dan pentingnya kegiatan semacam ini bagi siswa siswi agar harus belajar dan lebih mengenal budaya karena budaya adalah jatidiri bangsa.

Kegiatan yang dikemas dengan teknis pada hari pertama penyampaian materi dari narasumber yang juga pelaku budaya dengan materi mengenal tari yang disampaikan Drs.Mika Duwit dan materi noken yang disampaikan oleh Fredik Naa,S.Hut. Pada hari kedua siswa-siswa dipandu pelaku budaya dari Dewan Kesenian Tanah Papua (DKTP) Kota Sorong dengan praktek merajut noken dan tarian tradisional Srar yang tahun ini telah ditetapkan sebgai warisan budaya tak benda nasional dari Kabupaten dan Kota Sorong. Para

1.Drs, Mika Duwit, Ketua Dewan Kesenian Kota Sorong.

  1. Fredik Naa, Penggiat Seni dan Budaya.

3.Marlina Sesa, Pengrajin Noken Tradisional Sorong.

  1. Naomi Fatem, Pengrajin Noken Rajut Benang.
  2. Atris Sakof, Pengrajin Noken Rajut Benang.
  3. Ice M. Sakof, Pengrajin Noken Rajut Benang.
  4. Jefri Fatem, Pengrajin Manik-manik.

Kegiatan SMS yang berlangsung selama dua hari ini kemudian ditutup oleh Cahya Putra Istuningrat,SE selaku Kasubbag Tata Usaha  BPNB Papua yang dalam sambutan penutupannya mengatakan bahwa materi noken dipilih sebagai salahsatu materi SMS karena noken sudah menjadi warisan budaya dunia sejak 4 Desember 2012, sehingga kalau mau noken tetap sebagai warisan dunia maka harus dilestarikan. Sedangkan untuk materi tarian dikatakannya siswa-siswi harus belajar  tari-tarian tradisonal agar dapat mengenal budayanya, karena dengan mengenal budayanya maka akan mencintai budayanya. Dalam kesempatan ini juga beliau menyampaikan terimakasih kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sorong yang sudah bekerjasama dalam penyelenggaraan SMS di Kota Sorong dan juga kepada Dewan Kesenian Tanah Papua (DKTP) Kota Sorong dan para penggiat budaya dan pengarajin noken yang sudah terlibat dalam kegiatan SMS selama dua hari ini.