PEMBAKUAN GERAK TARI KREASI BARU “BALADA CENDERAWSIH”

0
2991
Tampilan Tari "Balada Cenderawasih" saat pembukaan Seminar
Jpeg

Jayapura,  Tanah Papua (Papua-Papua Barat) tersebar  kurang lebih 250 suku bangsa/etnis dan hidup  dalam lingkungan ekologi berbeda yang secara proses turut membentuk  karakter seni  yang  berbeda pula antara suku bangsa yang satu dengan lainnya. Seni  bagi sebagian besar kelompok suku di tanah Papua tak dapat dipisahkan dengan kehidupan  mereka, karena dalam kebudayaan  mereka banyak ditemui tradisi berupa  aktifitas upacara-upacara adat  yang  biasanya diikuti dengan tari-tarian dan nyanyian  sebagai bentuk ungkapan pengharapan dan bentuk komunikasi dengan kekuatan-kekuatan yang bersifat supernatural. Juga melalui seni mereka menyampaikan pengalaman, rasa dan ide-ide mereka kepada orang lain. Banyak ditemui folklor berupa tradisi lisan yang biasanya dibawakan saat ritual adat dengan gerak tari sebagai unsur penguat dalam penyampain pesan-pesan tertentu seperti  tradisi Munaba (orang Waropen), Ehabela (orang Sentani , Wor (orang Biak) , Wala (orang Matbat), Danda (orang Muyu) dan masih banyak yang lainnya. Kesenian di tanah Papua sangatlah  unik dan menarik untuk dikaji terutama  seni tari, baik tradisional maupun yang dikembangkan melalui seni tari kresai baru seperti “ Tari Kreasi Baru Balada Cenderawasih”  yang  dikembangkan oleh seniman-seniman Papua yang lahir dalam lingkungan yang masih kuat dengan tradisi terutama seni tari, seni suara dan seni ukir.

Burung Cenderawasih merupakan potensi alam yang luar biasa nilainya bagi hidup orang Papua dan perlakuan terhadap burung surga ini pun beragam dalam keragaman budaya di tanah Papua, bagaimana Burung Cenderawasih sebagai simbol kewibawaan dan kekuasaan yang melekat pada seorang ondofolo, bagaimana pola kehidupan burung Burung  Cenderawasih yang memberi banyak pengetahuan berupa nilai-nilai kearifan lokal  bagi orang Papua  dalam  berinteraksi dengan lingkungan alam dan masih banyak lagi folklor  lisan berkaitan dengan burung Cenderawasih yang banyak menyampaikan pesan-pesan yang bernilai positif.

Dewan Kesenian Tanah Papua (DKTP) Provinsi Papua sebagai wadah para seniman tanah Papua turut andil akan keberadaan burung surga ini, dengan menggelar seminar pembakuan tari kreasi baru Balada Cenderawasih dengan tema “Kebudayaan Untuk Kelestarian dan Ekosistem Lingkungan”   pada tanggal 28- 29 Oktober 2016 lalu dengan tujuan peningkatan kreatifitas seniman terutama seniman tari dalam pengembangan potensi tari daerah Papua, menanam kesadaran akan pentingnya melindungi burung Cenderawasih, mengkaji secara ilmiah penggarapan tari “Balada Cenderawasih” dan menetapkan tari garapan “Balada Cenderawasih” yang  dibakukan sebagai karya cipta Dewan Kesenian dan seniman tari di tanah Papua. Dewan Kesenian Tanah Papua (DKTP)  melalui gerak tari kreasi baru “Balada Cenderawasih” menyampaikan pesan kebenaran akan keberadaan burung Cenderawasih dan diharapkan akan tampil secara kolosal dalam upacara pembukaan PON ke – XX  dimana Provinsi Papua sebagai tuan rumah tahun 2020.