Hasil Kajian BPNB Jayapura-Papua “DINAMIKA INTERAKSI SOSIAL DAN INTEGRASI BUDAYA ANTARA KOMUNITAS MIGRAN DAN LOKAL DI DISTRIK WANGGAR KABUPATEN NABIRE PROVINSI PAPUA”

0
1519

“DINAMIKA INTERAKSI SOSIAL DAN INTEGRASI BUDAYA ANTARA KOMUNITAS MIGRAN DAN LOKAL DI DISTRIK WANGGAR KABUPATEN NABIRE PROVINSI PAPUA” Dirk Veplun, dkk

Dirk Veplun, dkk "DINAMIKA INTERAKSI SOSIAL DAN INTEGRASI BUDAYA ANTARA KOMUNITAS MIGRAN DAN LOKAL DI DISTRIK WANGGAR KABUPATEN NABIRE PROVINSI PAPUA"
Dirk Veplun, dkk
“DINAMIKA INTERAKSI SOSIAL DAN INTEGRASI BUDAYA ANTARA KOMUNITAS MIGRAN DAN LOKAL DI DISTRIK WANGGAR KABUPATEN NABIRE PROVINSI PAPUA”

Kabupaten Nabire termasuk salah satu Kabupaten di Provinsi Papua yang penduduknya bercorak majemuk atau beragam etnik. Istilah masyarakat majemuk, sebagai padanan kata dari masyarakat beragam etnik, masyarakat multi culture, masyarakat heterogentas sebagai terjemahan dari kata-kata Pliral Society.Masyarakat majemmuk adalah masyarakat dengan latar yang berbeda dari aspek etnik, suku bangsa, adat istiadat, traddisi, bahasa, budaya, agama dan sebagainya. Ada banyak perbedaan antara lain dalam hal usage+cara, folksway=kebiasaan, mores=tata kelakuan dan custom = adat-istiadat. Pada umumnya masyarakat majemuk terkontaminasi di daerah perkotaan sedangkan masyarakat homogenitas terkontaminasi di daerah pedesaan atau kampung.

Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, pendudduk Kabupaten Nabire berjumlah 130.314 jiwa terdiri dari laki-laki berjumlah 69.545 jiwa dan perempuan berjumlah 60.079 jiwa (BPS Provinsi Papua 2010). Jumlah penduduk tersebut dengan latar belakang yang berbeda-beda dalam berbagai aspek kehidupan.Kondisi seperti ini dapat dipastikan bahwa kehidupan masyarakat bercorak majemuk atau beragam etnik yang memiliki latar belakang yang berbeda dalam berbagai aspek kehidupan. Kepelbagaian itu larut dalam fenomena social yang disebut dinamika interaksi social dan interaksi budaya dalam pembauran etnistitas (melting pot). Interaksi social terwujut dalam proses interaksi social, adaptasi/adopsi social amalgamasi, toleransi bahkan praduga dan konfik social, sedangkan interaksi budaya berwujud dalam unsure kebudayaan meliputi, bahasa, system pengetahuan, organisasi social, system peralatan hidup dan teknologi, system mata pencaharian hidup, system religi dan kesenian