EMPAT UPT KEMENDIKBUD DI PAPUA GELAR UPACARA HUT KEMERDEKAAN KE 72 BERSAMA

0
811
Pimpinan dan Staf BPNB Papua setelah Upacara HUT Kemerdekaan ke 72.

Jayapura, Balai Bahasa, Balai Arkelologi (Balar) Papua, Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Papua dan Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (BPPAUDNI) sebagai unit pelaksana teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Papua,  tahun ini menggelar upacara bersama dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun  ke 72 Kemerdekaan Republik Indonesia. Upacara yang melibatkan seluruh staf di empat satuan kerja  ini  dimulai  tepat pukul 08.00 wit pada Kamis 17 Agustus  2017 dengan mengambil tempat di halaman Balai Bahasa Papua yang berlokasi di Jalan Yoka Waena Distrik Heram Kota Jayapura.

Pada pelaksanaan upacara, bertindak selaku pembina upacara adalah kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Papua Apolos Marisan,S.Sos  sementara  peserta dan petugas upacara adalah gabungan para staf di empat satuan kerja yang ada. Apolos Marisan, S.Sos dalam amanat upacara  yang membacakan sambutan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof.Dr.Muhadjir Effendy yang intinya “ dalam memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia, patut rasa syukur dan apresiasi perjuangan panjang para pejuang yang telah membawa kita kepada keadaan sekarang. Perjalanan bangsa ini tidak lepas dari upaya pembangunan karakter sebagaimana pesan Bung Karno sebagai titipan pada kita yaitu National Character Building untuk meneruskan perjuangan cita-cita kemerdekaan.

Ki Hajar Dewantara pernah berkata Kemerdekaan hendaknya dikenakan terhadap caranya anak-anak berpikir ; jangan selalu dipelopori atau disuruh mengakui buah pikiran orang lain akan tetapi biasakan anak-anak mencari sendiri segala pengetahuan dengan menggunakan pikirannya sendiri”.

Revolusi mental salah satu tugas pendidikan yaitu melalui gerakan penguatan pendidikan karakter dan gerakan literasi nasional.

Upaya-upaya penyiapan sumber daya manusia terus dilakukan seiring waktu yang mendekati era bonus demografi dengan berbenah, bergegas dan butuh percepatan sebagai tantangan perubahan yang semakin kompleks. Penyiapan sumber daya yang tangguh dan berkarakter dengan melihat keunggulan-keunggulan yaitu kemaritiman, pariwisata, pertanian, dan industry kraeatif disamping bidang-bidang lainnya.

Mari kita hayati konsep Trihayu Ki Hajar Dewantara yaitu “Memayu Hayuning Sarira,Memayu Hayuining Bangsa, Memayu Hayuning Bawana” artinya apapun yang diperbuat oleh seseorang, hendaknya bermanfaat bagi dirinya sendiri,bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia pada umumnya. Mari kita jadikan Hari Kemerdekaan tahun ini sebagai momentum percepatan pendidikan Indonesia yang merata dan berkualitas Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhai niat tulus kita dalam berkontribusi untuk pendidikan Indonesia”.

Rangkaian upacara ini di tutup dengan pembacaan doa dan  puisi oleh  staf dari Balai Bahasa Papua dan  diakhiri dengan penghormatan kepada pembina upacara dan pembubaran barisan oleh pemimpin upacara Johanes Sanjoko.***