JAYAPURA. Dalam rangka menyelenggarakan Program pendidikan kepramukaan yang berkualitas dan berhasil guna, diperlukan upaya dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan terkait. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan kerjasama antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai institusi yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan program pendidikan sumber daya manusia dengan Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka sebagai Institusi independen yang bertanggung jawab dalam pembinaan kepramukaan di Indonesia. Kerjasama mewujudkan misi dalam rangka pemerataan dan peningkatan mutu layanan pendidikan di Indonesia, khususnya dalam melakukan pembinaan karakter. Seperti diketahui bahwa pembangunan karakter terdiri dari tiga tataran yaitu (1) untuk menumbuhkan dan memperkuat jati diri bangsa, (2) untuk menjaga keutuhan NKRI, (3) untuk membentuk manusia dan masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia, dan bangsa yang bermartabat. Maka Balai Pelestrian Nilai Budaya Jayapura-Papua sebagai UPT Kemendikbud Direktorat Kebudayaan melaksanakan Kegiatan Workshop Saka Widya Budaya Bakti tahun 2014 di Jayapura-Provinsi Papua. Tujuan diselenggarakannya Workshop Saka Widya Budaya Bakti adalah; (1). Untuk mengenalkan atau mensosialisasikan Saka Widya Budaya Bakti bidang kebudayaan. (2). Memberikan pemahaman akan pentingnya pelestarian kebudayaan melalui kegiatan kepramukaan. (3). Menyampaikan bentuk dan macam-macam kegiatan Saka Widya Budaya Bakti yang dituangkan dalam bentuk krida-krida.
Workshop Saka Widya Budaya Bakti diaksanakan pada tanggal 27 s.d 29 November 2014 yang dibuka secara langsung oleh Ketua Kwarti Daerah Papua, Kristina R.I. Luluporo, SIP, pada tanggal 27 November 2014 di Metta Star Hotel Waena-Jayapura. Dalam sambutannya Beliau mengatakan, sangat menyambut baik kegiatan Workshop Saka Widya Budaya Bakti dan pembentukan Saka Tingkat Daerah Papua, sangat menyentuh langsung pembentukan karakter dari usia dini. Beliau juga mengharapkan saka-saka yang terbentuk sudah lama ataupun yang baru, haruslah konsisten dengan tujuannya dan berkesinambungan dan menjalin kerjasama antara SKPD di daerah masing-masing untuk membina karakter generasi muda.
Kegiatan ini hadir sebagai pembicara nasional, Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Formal dan Informal, sekaligus juga wakil bidang Binawara Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Dra. Triana Wulandari, M.Si mewakili Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya Kemendikbud. Sementera pembicara lokal diisi oleh Kristina R.I. Luluporo, SIP Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Papua, dan Drs. Aloysius Nafurbenan Kapala bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua.
Workshop Saka Widya Budaya Bakti diikuti oleh 75 peserta utusan dari berbagai Kwartir Cabang Gerakan Pramuka di provinsi Papua dan Papua Barat, namun perwakilan Provinsi hanya diikuti oleh kwarcab Kab. Manokwari. Acara kegiatan berlangsung dalam dua tahap. Pertama adalah sosialisasi dan diskusi tentang Saka Widya Budaya Bakti, Gerakan Kepramukaan, dan rencana tindak lanjut yang berlangsung selama satu hari. Tahap selanjutnya diisi dengan kunjungan sejarah dan Budaya ke Museum Negeri Papua dan Situs Mc Artur. Selanjutnya dilakukan Pembentukan Ketua Saka Widya Budaya Bakti Provinsi Papua. Dari hasil diskusi dalam kegiatan ini menghasilkan beberapa rokomendasi antara lain; (1). Keberlangsungan kegiatan pembinaan Saka Widya Budaya Bakti perlu dibuatkan suatu kepastian tempat atau wadah penyelenggaraan dan pembinaan baik moril, material dan finansial Saka Widya Budaya Bakti. (2). Untuk tetap terselenggaranya kegiatan Saka Widya Budaya Bakti, maka sangat diperlukan suatu kepastian hukum dalam upaya pembentukannya secara berjenjang di tingkat kwartir cabang dan kwartir ranting.(3). Kepastian keberadaan Saka Widya Budaya Bakti tingkat cabang berada di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten dan kota Provinsi Papua dan Papua Barat dan diinstruksikan pembentukannya.(cpi-adm)