BIAK. Kemah Budaya Daerah Papua yang Ke-XI secara resmi ditutup oleh Apolos Marisan, S.Sos selaku Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua pada tanggal 3 Maret 2016 di PPG Petrus Kafiar. Dalam Sambutannya “Kegiatan Kemah Budaya Daerah Papua merupakan salah satu bentuk penanaman karakter dalam membentuk jati diri generasi muda lewah gerakan kepramukaan, sehingga memberikan dampak positif dan memberikan motifasi kepada generasi muda untuk berperan aktif dalam melestarikan, menumbuhkembangkan rasa cinta terhadap budaya bangsa khususnya budaya orang Biak. Gerakan Pramuka merupakan Wadah ini dianggap strategis karena selain memiliki sumber daya pengelola yang andal, materi pembinaan mental-spiritual yang akomodatif dan sarana yang efektif dalam mengontrol potensi pemuda selaku pewaris kebudayaan.
Kepala BPNB Papua, mengharapkan bahwa dari kegiatan Kemah Budaya Daerah ini dapat menciptakan generasi-generasi muda yang berjiwa pemimpin, dan dapat memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara pada umumnya dan kabupaten Biak pada khususnya.
Kemah Budaya Daerah Papua kali ini menampilkan berbagai lomba budaya antara lain; Lomba Permainan Tradisional (Mansonanem/menombak) dan (Kakfonanem/Memanah), Lomba Musik dan Lagu Tradisional, Lomba Tari Tradisional Wor Morinkin (Ungkapan Hati) dan Wor Mamun (Kemenangan dari Peperangan), Lomba Masakan Tradisional, dan Lomba Cerita Rakyat. Dalam ajang lomba budaya yang dilaksanakan, SMA YPK I Biak Numfor keluar sebagai Juara Umum Kemah Budaya Daerah Papua Ke-XI di Kabupaten Biak Numfor.
Selain lomba budaya juga diisi dengan bakti sosial, lawatan sejarah/budaya, dan karnaval budaya yang menyedot perhatian masyarakat di kota Biak. Karnaval budaya ini dimeriakan dengan Marching band dari SMA Negeri 1 Biak Kota dan tari-tarian peserta Kemah Budaya Daerah Papua Ke-XI. (cph)