Alat Penangkapan Ikan di Maluku

0
5076

Uwala/Kalawai

Uwala/Kalawai, senjata tradisional khas daerah Maluku. Sebagai orang Maluku tentu tidak asing mendengar kata Kalawai. Kalawai adalah salah satu senjata tradisional khas daerah Maluku. Bentuk Kalawai adalah hampir mirip seperti tombak namun bentuk Kalawai sendiri biasanya pegangannya terbuat dari bulu ataupun kayu yang lebih panjang dari tombak. Ujung bulu kemudian di beri besi tajam, besi tersebut harus lebih dari satu dan diikat melingkari bulu tersebut. Biasanya besi Kalawai terdiri dari besi yang diasah sampai menjadi tajam. Uwala merupakan peralatan tradisional yang dipakai untuk menangkap/mencari ikan dan teripang pada waktu malam dengan cara ditikam. Bagian yang dipakai untuk memegang berbentuk memanjang dan terbuat dari bambu. Bagian ujungnya berbentuk panah bersanggih/berjari dan bercabang 1-3. Uwala dipakai oleh kaum laki-laki maupun kaum perempuan. Proses pembuatan Uwala sangat mudah. Hanya sebatang bambu utuh yang berukuran 60 cm – 120 cm. bagian ujung ditancapkan besi dan diikat dengan tasi.

Siru-Siru

Siru-siru ikan adalah alat timba ikan yang digunakan kaum laki-laki Sawai pada saat mengambil ikan di dalam bagam atau bak penampung ikan. Fungsi alat ini untuk mempermudah dalam pengambilan ikan dalam jumlah banyak. Dahulu alat ini terbuat dari bambu dan jaring yang daya tahannya hanya beberapa bulan. Namun seiring perkembangan zaman dan pengaruh modernisasi, bahan diubah dengan besi stainless. Kegunaannya agar tahan lama dan tak mudah patah. Jaring yang digunakan  ada yang bermata besar yang besar untuk menangkap ikan berukuran besar dan jaring bermata halus untuk jenis ikan kecil seperti puri/teri.

Oyoya

Oyoya merupakan jenis anyaman tradisional yang berfungsi sebagai peralatan hidup masyarakat. Oyoya dalam tradisi masyarakat di Maluku Barat Daya, dipergunakan sebagai alat tangkap ikan. Jenis ikan yang ditangkap ini adalah jenis ikan batu yang kecil. Alat ini biasanya dipergunakan oleh perempuan untuk menangkap ikan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Huhate

Huhate merupakan alat pancing tradisional Maluku yang terbuat dari bambu, tali nilon dan mata pancing. Intinya Huhate ini sama seperti alat pancing modern pada saat ini hanya saja joran Huhate terbuat dari bambu. Ukuran panjang Joran kurang lebih 6 meter dengan bentuk bambu yang meruncing. Panjang tali utama Huhate adalah 5 meter dengan panajng tali cabang 30 cm, di tali cabang inilah mata pancing akan dipasang. Dalam pengoperasiannya, Huhate bergantung pada umpan (sarden, teri).

Cara kerjanya kurang lebih seperti ini, kapal Huhate akan berlayar ke wilayah perairan yang banyak populasi ikan tuna, cakalang atau tongkol. Setelah dapat, umpan hidup akan dilempar ke kawanan ikan tersebut sehingga ikan akan bergerombol dan mendekati kapal. Saat sudah dekat, barulah pancing dilepaskan dan ikan-ikan mulai ditangkap. Kapal Huhate memiliki desain khusus pada bagian haluannya. Bagian tersebut dibuat lebih oanajng sebagai tempat untuk duduk pada pemancing yang jumlahnya bisa mencapai 6-7 orang dalam satu haluan. Teknik Huhate ini bisa dioperasikan pada pukul 06:00 – 18:00 waktu setempat. Sekali ikan bergerombol, satu pemancing bisa mendapat 60 ikan hanya dalam waktu satu menit.

Bubu

Bubu merupakan sebuah penangkap ikan berbahan anyaman bambu (dan rotan) yang umumnya diikat dan dibentuk menyerupai tabung silinder (ada juga bentuk lainnya seperti bentuk seperti bentuk persegi atau bulat telur). Ada 3 bagian utama Bubu yaitu Moncong, badan dan ekor. Bagian moncong digunakan sebagai jalan masuk bagi ikan. Sekali ikan masuk melalui moncong, maka ikan tidak akan bisa keluar. Setelah ikan masuk, maka ikan akan terperangkap di bagian badan Bubu. Biasanya, untuk menarik ikan masuk, maka akan diletakan umpan di dalam badan Bubu ini. Umpan bisa berupa ampas kelapa, ikan kecil atau udang (tergantung jenis ikan yang ingin ditangkap). Bagian yang terakhir, bagian ekor merupakan pintu untuk mengeluarkan hasil tangkapan.