Unimed Teliti Suku Laut, USM Malaysia Teliti Makyong

0
224
Staf BPNB Kepri, Jauhar Mubarok memberikan penjelasan pada peneliti Universitas Sains Malaysia , Rabu (1/8) kemarin.

Kiprah sebuah lembaga terletak pada eksistensinya. Keberadaan lembaga seperti perpustakaan dapat terlihat kiprahnya bisa diukur dari tingkat kunjungan dan dirasakan manfaatnya oleh publik.

Keberadaan Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri yang berkantor di Tanjungpinang cukup dirasakan manfaatnya oleh para peneliti, mahasiswa, pelajar dan masyarakat umum dalam mencari data kebudayaan. Sejumlah peneliti dalam asing dan dari luar negeri sering datang untuk mencari data dan menggali informasi terkait kesejarahan dan kebudayaan di Kepri.

Pekan ini ada dua tamu peneliti datang ke Perpustakaan dan Dokumentasi BPNB Kepri. Tamu pertama dari Universitas Negeri Medan (Unimed) bernama Onggal Sihite. Ia melakukan penelitian tentang kearifan lokal suku laut yang ada di Kepri. Sebelum turun ke lapangan ke Kabupaten Lingga, ia menyempatkan datang ke BPNB Kepri.
“Saya informasi dari ketua tim penelitian. Untuk diskusi tentang suku laut Kepri bisa ke BPNB Kepri,”kata Onggal, Selasa kemarin.

Di Pusdok BPNB Kepri, ia mendapatkan sejumlah buku terkait suku laut yang ada di Kepri. “Habis penelitian di lapangan, nanti kita bisa sharing informasi,”ujarnya.

Onggal Sihite. Peneliti dari Universitas Negeri Medan

Selain dari Unimed, Rabu (1/8) kemarin juga datang tamu dari Universitas Sains Malaysia. Ketua tim peneliti, Rosnan menyebutkan, mereka sedang mengkaji makyong yang ada di Kepri. Selama di Kepri, mereka akan turun ke Kijang untuk melihat kondisi makyong terakhir. “Kami ingin tahu, makyong itu di daerah mana saja yang masih eksis. Siapa saja kelompoknya dan apakah ada regenerasi,”kata Rosnan.

Di BPNB Kepri, mereka memperoleh sejumlah data. Termasuk juga melihat-lihat dan memfoto sejumlah barang bercorak budaya serta lukisan makyong yang ada di BPNB Kepri. “Kami terimakasih, banyak informasi di sini,”sebutnya. **