Silat Bendera dari Bintan Penao

0
635
Silat Bintan

Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri dikenal sebagai daerah tua yang sarat tradisi. Silat pengantin di daerah ini yang paling populer adalah silat bendera.

Silat pengantin atau lebih dikenal de- ngan sebutan silat bendera merupakan bagian dari silat sendeng di Bentan Penao. Di dalam bentuk penyajiannya terdapat dua bagian pertunjukan seni silat Melayu, yaitu silat bendera dan silat persembahan. Kata ‘Penao’ sendiri dari kata ‘penaung’ atau tempat ‘bernaung’. Di Bentan Penao terdapat makam panjang, yang nama aslinya tidak diketahui. Karena terdapat di bumi Penao maka disebut ‘makam penao’. Ilmu sendeng dikaji dan dibawakan oleh perguruan Kiambang Putih, Bentan Penao. Misi perguruan ini adalah dimulai dengan salam dengan selawat, kemudian membacakan dua kalimat syahadat, tegakkan mu- syawarah dan mufakat, serta bahasa adat.

Silat bendera ditampilkan oleh dua orang pesilat, dengan menggunakan properti bendera warna merah dan warna putih. Simbol bendera berwarna merah dan putih memiliki makna untuk mempersatukan dua insan manusia ke dalam bahtera keluarga. Bendera merah dimaknai sebagai darah merah, dalam hal ini dari mempelai wanita. Simbol bendera putih dimaknai sebagai darah putih, dalam hal ini dari mempelai pria. Persembahan Silat bendera diakhiri dengan menyatunya kedua bendera. Kemudian, dilanjutkan dengan silat persembahan, yang ditampilkan oleh satu orang pesilat, yang dilakukan secara bergantian.

Dalam pertunjukan silat pengantin yang di dalamnya terdapat silat bendera dan silat persembahan ini lebih menonjolkan pada pengalaman perorangan, seorang pesilat sebisa mungkin menunjukkan gerak langkah bunga dengan ketangkasan dan keahlian yang dimilikinya. Hasilnya, setiap pesilat memiliki gaya dan karakteristik sendiri-sendiri. Hal ini disebabkan karena gerak yang disajikan secara saksama itu tidak ada gerakan yang dihafalkan atau baku. Gerak
yang hadir merupakan gerak yang ditampilkan secara spontanitas oleh setiap individu pesilatnya. Hanya saja, dalam bentuk penyajiannya memiliki struktur rangkaian yang jelas.

Gerak yang hadir dalam penyajian seni silat bendera ini mengembangkan dari langkah silat sendeng sebagai pijakan dasarnya. Antara lain, langkah empat arah mata angin. Selanjutnya, dikembangkan lagi menjadi delapan langkah penjuru dan menjadi titik yang kesembilannya adalah diri pesilatnya. Silat bendera ini hingga saat ini masih eksis di Bintan Penao. **

Sumber: Widyanarto,dkk, Silat Pengantin: Seni Pertunjukan Tradisi Melayu di Bentan Penao, Kepulauan Riau. Panggung Vol. 29 No. 2, Juni 2019.