Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Meranti ingin menjalin kerjasama dan bersinergi dalam membangun budaya Melayu Meranti. Berbagai potensi budaya Meranti masih banyak yang belum terangkat dan butuh digali.
Kabid Kebudayaan, Dikbud Meranti, Arifudin SH menyampaikan kondisi itu dalam kunjungannya ke Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri, Kamis (31/5) kemarin. Dalam kunjungan ini, Arifudin didampingi Kasi Sejarah dan Cagar Budaya, Abdullah. “Kami ingin melihat program BPNB Kepri. Kira-kira apa yang perlu disinergikan. Dalam hal warisan budaya tak benda (WBTB), Meranti belum tergali,”kata Arifudin.
Ia banyak meminta masukan soal tahapan pencatatan sampai pengusulan WBTB. Sejauh ini dari Meranti belum banyak karya budaya yang dicatat. Karya budaya yang baru masuk dalam WBTB baru Joget Sonde. “Baru Joget Sonde WBTB dari Meranti. Padahal kami punya banyak potensi karya budaya. Mulai dari tarian, ritual hingga kuliner. Kami datang ke BPNB Kepri untuk mendalami masalah WBTB ini. Targetnya ada karya budaya yang masuk WBTB Indonesia,”ujarnya.
Kasi Sejarah dan Cagar Budaya, Abdullah berharap BPNB Kepri bisa membuat kegiatan di Meranti. “BPNB Kepri belum pernah membuat kegiatan di Meranti. Kami punya sejarah dan budaya yang menarik. Kami berharap kegiatan-kegiatan BPNB Kepri diarahkan ke sini. Kalau di Riau, mohon maaf kegiatannya jangan di daerah Pekanbaru dan sekitarnya saja,”kata Abdullah.
Dalam kesempatan ini, dua staf BPNB Kepri, Jauhar Mubarok dan Dedi Arman yang menerima kunjunganberharap Dikbud Meranti serius dalam mengurus masalah WBTB. Pencatatan WBTB tak sulit kalau ada kemauan. Apalagi Meranti memiliki banyak potensi karya budaya. “Tata cara pencatatan sampai pengusulan WBTB harus dipahami. Dikbud juga mesti banyak koordinasi dengan Dinas Kebudayaan Provinsi Riau,”kata Jauhar.
Sementara, Dedi Arman menilai, Meranti punya potensi karya budaya yang dahsyat. Cukup banyak karya budaya yang sangat memungkinkan jadi WBTB Indonesia. “Di Meranti ada tradisi Perang Air saat Imlek. Ada tradisi lari diatas tual sagu. Belum lagi berbagai tradisi dalam masyarakat Suku Akit, suku asli yang ada di Meranti,”kata Dedi. **