Peduli Suku Laut, Yayasan Kajang Buat Taman Bacaan

0
240

Yayasan Kajang Kabupaten Lingga membuat taman bacaan masyarakat (TBM) di Dusun II Kelumu yang dihuni komunitas Suku Laut. Usai membuka TBM, Yayasan Kajang mendapat hibah lahan untuk pembangunan taman bacaan ini.

Ketua Yayasan Kajang Kabupaten Lingga, Densy Diaz menyebutkan, keinginan membuat TBM di Kelumu impian sejak lama. Wacana membangun taman bacaan di Dusun II Desa Kelumu, didapatkan ketika mendampingi seorang mahasiswa Indonesia yang kuliah di Thailand yang melakukan penelitian Suku Laut di Lingga. Pihaknya mengandeng PT Kuark Internasional sebagai penyumbang buku perdana untuk mengisi taman bacaan alam sementara di kampung tersebut.
“Taman bacaan sudah diresmikan, alhamdulillah kita dapat hibah lahan. Pelan-pelan dibangun dengan mengandeng para donatur,”kata Densy, kemarin.

Warga Suku Laut Kelumu foto bersama dengan tamu undangan peresmian taman bacaan, Sabtu (5/1) lalu.

Yayasan Kajang Kabupaten Lingga, katanya memiliki semangat dan kegigihan menanamkan literasi kepada masyarakat KAT khusus di Dusun Dapur Arang. Yayasan Kajang turut melibatkan pemerintah daerah, lewat Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Lingga untuk berpartisipasi menyumbangkan buku bacaan.
“Begitu taman bacaan selesai dibangun, taman bacaan di alam kita pindahkan,”ujarnya.

Kepala Desa Kelumu, Mahadan mengapresiasi langkah yang dibuat Yayasan Kajang Kabupaten Lingga. Dipastikan adanya taman bacaan mini itu, akan menyulap suasana kampung dimana anak-anaknya gemar membaca. Bahkan menurutnya, hampir semua anak-anak di Dusun Dapur Arang sudah bersekolah, bergaul dengan anak-anak pada umumnya. Dengan begitu, tentu mindset yang tumbuh akan memunculkan rasa keingintahuan yang tinggi baik tentang ilmu pengetahuan dan lainnya.

Kendati demikian, pada dunia anak harus ada pengawasan intensif bagaimana melatih mereka agar mencintai bacaan. Sebab pada umumnya dunia anak masih terfokus pada dunia bermain.”Alhamdulilah anak-anak kami disini sudah bersekolah. Saya rasa bagi yang SD itu sudah bisa membaca, tinggal yang masih PAUD itu lebih menarik diberikan buku-buku yang bergambar,”kata Mahadan. **