Badan Informasi Geospasial (BIG) menggelar Penelaahan Toponim Tingkat Pusat Wilayah Provinsi Jambi, Kepri dan Riau di Hotel Grand Sahid, Jakarta, 17-20 September 2019. Sejumlah narasumber dihadirkan, yakni Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri, Toto Sucipto dan Peneliti Madya BPNB Kepri, Anastasia Wiwik Swastiwi P.hD.
Toto Sucipto didaulat menjadi narasumber tentang Peranan BPNB dalam Pemanfaatan Data Toponim. Sementara Anastasia Wiwik Swastiwi memaparkan materi tentang Sejarah Melayu dalam Perspektif Toponim. “Saya membentangkan materi tentang Sejarah Melayu dikaitkan dengan perspektif toponim. Memang selama bekerja di BPNB Kepri, saya beberapa kali menulis tentang toponim, diantaranya Toponimi Daerah Natuna dan Toponimi Kabupaten Lingga,”kata Wiwik.
BIG membuat kegiatan menarik, yakni penelaahan toponim di tiga provinsi. Toponim sendiri dapat diartikan nama khusus yang diberikan pada unsur geografi alami atau buatan di lokasi spesifik. Makna dan distribusnya dimungkinkan dapat menjadi acuhan dalam memahami karakteristik wilayah. Sementara toponimi dapat diartikan ilmu yang membahas tentang asal-usul penamaan nama tempat, wilayah, atau suatu bagian lain dari permukaan bumi, termasuk yang bersifat alam (sungai, lautan, dan pegunungan) yang buatan (kota, gedung, jalan, jembatan) Toponimi berkaitan dengan bidang etnologi dan kebudayaan. Pada beberapa kasus, nama-nama jalan berkaitan dengan sejarah, mitos, maupun legenda suatu tempat. Beberapa sistem penamaan jalan di Indonesia banyak diadopsi melalui nama-nama pahlawan di nusantara.
Sementara, Anastasia Wiwik Swastiwi sendiri sedikit diantara sejarawan akademis yang ada di Kepri. Dari ratusan peneliti BPNB se-Indonesia, hanya dua orang yang bertitel doktor. Ia mencatat sejarah karena peneliti pertama BPNB se-Indonesia yang meraih gelar doktor.Ia Wiwik berhasil mempertahankan disertasinya dihadapan sejumlah penguji dari sejumlah negara. Disertasinya khas Kepri. Ia menulis “Joget Dangkung Kepulauan Riau Indonesia: Dari Hiburan Kampung Nelayan Kepada Persembahan Pentas”. Para penguji, diantaranya Prof DR I Wayan Dibia, Guru Besar ISI Denpasar, Prof Lawrence Nathanael, ahlu etnografi dan etnomusik dari Akademi Pengajian Melayu Universiy of Malaya. Bertindak sebagai promotor, Prof Madya Hanafi Hussin, Dekan Fakulti Sastra dan Sains Sosial University of Malaya.
Sepanjang karirnya di BPNB Kepri sejak 1998, cukup banyak buku yang ditulisnya. Salah satu bukunya yang jadi rujukan adalah Pulau Galang Wajah Humanisme Indonesia, Penanganan Manusia Perahu Vietnam 1979-1996. Bukunya yang lain tentang Sejarah Karimun, Sejarah Pelalawan, Hubungan Jambi-Johor abad 17, Jambi dalam Lintasan Sejarah, Toponimi Natuna, Sejarah Pembentukan Kota Ranai, Pulau Tujuh dan sejumlah buku tentang Kerajaan Riau Lingga Johor dan Pahang. Ia juga termasuk salah satu penulis Buku Sejarah Kejuangan dan Kepahlawanan Sultan Mahmud Riayat Syah, Yang Dipertua Besar Kerajaan Riau Lingga Johor dan Pahang (1761-1812). Ia juga rajin menulis di jurnal nasional dan internasional, seperti Journal of Southeast Asian Studies. Tulisannya yang lain yang cukup menarik adalah “Kepulauan Riau dan Dinamika Sosial Ekonominya” dalam Agus Suwignya (et al), Sejarah Sosial (di) Indonesia: Perkembangan dan Kekuatan, Yogyakarta: Jurusan Sejarah UGM, 2011. Saat ini Wiwik juga jadi anggota Tim Ahli Cagar Budaya Kepri dan juga masuk dalam Tim Pengkaji Penilai Gelar Daerah (TP2GD) Kepri. **