BPNB Tanjungpinang Gelar Workshop Saka Widya Budaya Bakti

0
624

pramuka hendriBalai Pelestarian Nilai Budaya Tanjungpinang menggelar workshop Saka Widya Budaya Bakti di Aula PGRI Kijang, Kabupaten Bintan, 25-28 Agustus 2015. Peserta sebanyak 80 dari berbagai elemen, diantaranya pelajar SMA, SMK se-Bintan dan Tanjungpinang, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Stisipol Raja Ali Haji, Dinas Kebudayaan Provinsi Kepri, Kwarda Pramuka Kepri, kwarcab Bintan dan Tanjungpinang.

Kegiatan pembukaan workshop, Rabu tanggal 25 Agustus 2015, juga dihadiri Wakil Rektor I Universitas Maritim Raja Ali Haji, Prof. DR. Firdaus LN. Tak hanya hadir, Firdaus juga sempat meminta waktu memberikan kuliah singkat sekitar 30 menit. Materi yang disampaikan tentang pendidikan karakter. Guru besar biologi asal Dabo Singkep ini mampu memukau 80 peserta workshop dengan materi yang disampaikannya.

Pembukaan workshop dilakukan oleh Kepala BPNB Tanjungpinang, Drs Suarman. Dalam sambutannya, Suarman mengatakan, kegiatan workshop ini sebelumnya pernah juga digelar di Provinsi Bangka Belitung tahun 2014 dan pernah juga sekali tahun yang sama di Kabupaten Bintan. Saka Widya Budaya Bakti yang usianya masih baru terus disosialisasikan. Melalui Gerakan Pramuka diharapkan terbina pendidikan karakter yang mumpuni.

Ada tujuh pemateri dalam workshop ini, yakni Sri Purwanti, S.Pd., M.Pd (Andalan Kwarda Kepri Bidang Organisasi dan Hukum), Drs Syahrial De Saputra (Dinas Kebudayaan Provinsi Kepri), Drs Yatim Mustafa, M.Pd (Kadis Pendidikan Kepri), Drs Yusak Manitis S (Kwarnas), Drs Endjat Djainudjarat (Kabid Informatika Saka Widya Budaya Bakti Kemendikbud), Drs Suarman (Kepala BPNB Tanjungpinang) dan  Dra Evawarni M.Ag (Peneliti BPNB Tanjungpinang).

pramuka2

Endjat dalam pemaparannya menjelaskan tentang pengenalan Saka Widya Budaya Bakti. Menurutnya, Saka Widya Budaya Bakti ada karena berbagai alasan. Yakni, karena bidang budaya masih belum mendapat tempat maksimal dalam kehidupan publik, potensi budaya di Indonesia sangat kaya dan beragam, budaya adalah landasan dari karakter, industri berbasis budaya belum tergarap, kesadaran keberagaman perlu ditanamkan sejak dini, dan budaya sangat potensial sebagai alat diplomasi.

Dalam sesi tanya jawab, ada tiga pertanyaan. Guru SMKN 2 Bintan menanyakan apakah pramuka wajib untuk pelajar SMA dan SMK ?, atas pertanyaan ini Endjat menyebutkan, kegiatan pramuka kegiatan ektrakurikuler wajib 2 jam per minggu. Hal ini diatur dalam Permendikbud. “Hukumnya wajib dan tak bisa ditawar. Sekolah tak melaksanakan berarti pembangkangan,”katanya .

Pertanyaan kedua, bolehkan anggota pramuka menjadi anggota dua saka. Endjat mengatakan tak boleh menjadi anggota dua saka. Anggota pramuka nantinya jadi tak fokus. Dalam sesi ini, guru berharap ada workshop pramuka untuk majelis pembina (kepala sekolah). Kondisi ini disebabkan banyak kegiatan pramuka, kepala sekolah tak mendukung. Dengan adanya workshop, kepala sekolah menyadari arti pentingnya pramuka. (dea)