Mande’ Bedil Keraja’ dan Perang Ketupat yang dilaksanakan pada tanggal 15-17 November 2018 lalu, kini telah menjadi event budaya dan merupakan agenda tahunan pemerintah Kabupaten Sanggau. Kegiatan yang dilaksanakan sudah kelima kali ini merupakan tradisi adat yang telah dilakukan masyarakat Melayu di Tayan sejak dulu dan masih bertahan hingga sekarang.
Menurut Raja Panembahan Anom Pakunegara Tayan, tradisi ini bertujuan untuk menangkal dan menolak bala bencana serta melindungi negeri Tayan baik itu dari musibah kekeringan, wabah penyakit dan sebagainya, dan ini merupakan warisan dari nenek moyang yang sudah berlangsung lama di zaman raja pertama Gusti Lekar, tuturnya.
Rangkaian acara dimulai dengan berjalan kaki dari Keraton Pakunegara Tayan menuju dermaga dengan membawa sejumlah benda pusaka. Kemudian rombongan dari keraton beserta tamu undangan naik ke kapal untuk melaksakan ritual mande’ bedil keraja’ atau memandikan benda pusaka kerajaan, yang sebelumnya dibacakan doa-doa oleh sesepuh keraton terlebih dahulu. Prosesi memandikan benda pusaka kerajaan itu dilakukan muara Sungai Tayan persisnya di ujung tanjung.
Selesai memandikan benda pusaka kerajaan, perang ketupat pun dilaksanakan. Perang ketupat merupakan rangkaian dari mande’ bedil keraja’ yang melibatkan seluruh masyarakat tanpa membedakan ras dan agama. Perang ketupat itu dilakukan dengan cara saling melempar ketupat antara masyarakat yang berada di atas kapal dengan masyarakat yang berada di darat. Di dalam kapal itu ada beberapa orang keraton memegang benda pusaka dan mereka tidak ikut melakukan proses melempar ketupat itu. Dalam kesempatan ini, para undangan yang ada di atas kapal juga ikut melempar ketupat ke arah lawan atau masyarakat yang berada di darat. Benda pusaka kerajaan dibawa sampai ke pinggir sungai hingga menuju dermaga Keraton Pakunegara Tayan.
Festival Budaya Mande’ Bedil Keraja’ dan Perang Ketupat kali ini dibuka secara resmi oleh Bupati Kabupaten Sanggau, Paoulus Hadi, S.IP, M.Si, dan dihadiri tamu undangan lainnya, diantaranya raja-raja se-Kalbar, anggota DPR-RI, Danlanud Supadio Pontianak, Dandim Kab. Sanggau, Forkopimda Kab. Sanggau, Ketua POM Kalbar, UPT Kemdikbud, serta tamu undangan lainnya. Dalam sambutannya, Bupati Sanggau berharap agar masyarakat bangga dengan dirinya sebagai bangsa yang berbudaya dan bisa menjaga budaya yang ada dan masih berkembang khususnya di Kabupaten Sanggau.
Selain mengadakan ritual budaya Keraton Pakunegara berupa Mande’ Bedil Keraja’ dan Perang Ketupat, ada pula karnaval budaya, lomba pagelaran seni dan lomba permainan tradisional diantaranya dendang Melayu, begesah, pokok telok, kaki antu, mbenter, congkak, bunga pencak silat dan lainnya yang dapat diikuti seluruh masyarakat di Kecamatan Tayan Hilir. Festival kali ini juga dirangkaikan pelantikan pengurus POM cabang DPC Rayon Kecamatan Tayan Hilir dan pengukuhan pengurus POM kewedanaan Kerajaan Tayan yaitu Kec. Tayan Hilir, Kec. Tayan Hulu, Batang Tarang, Toba dan Meliau.