PONTIANAK – Salah satu fungsi film yang berkaitan dengan isu-isu kebudayaan dewasa ini adalah fungsinya sebagai media pendokumentasian aktivitas-aktivitas di masyarakat. Proses pendokumentasian aktivitas inilah yang kemudian menjadi bagian dari diplomasi kebudayaan atau upaya untuk saling mengenali dan memahami budaya dan kebudayaan masing-masing. Demikian mengutip sambutan Plt Kepala BPNB Pontianak dalam pembukaan Sosialisasi dan Dialog Perfilman, Pontianak 11 – 14 September 2015.
Kegiatan yang dilaksanakan di ruang aula pertemuan dan bioskop film BPNB Pontianak ini bertujuan untuk menumbuhkan semangat saling memahami keragaman budaya masyarakat melalui film. Berdasarkan tujuan tersebut, maka tema yang diambil dalam kegiatan sosialisasi dan dialog film ini adalah “film sebagai strategi diplomasi kebudayaan”.
Secara teknis kegiatan ini dibagi dalam tiga sessi, yaitu dialog, film kelompok dan presentasi. Diikuti oleh 50 orang peserta dari komunitas film dan sekolah, baik SMP maupun SMU, kegiatan ini menghadirkan dua orang nara sumber dari nasional dan dua orang nara sumber lokal. Para nara sumber inilah yang memberikan kreasi pemahaman dasar film sebagai bagian dari strategi diplomasi kebudayaan.
Pada sessi hari terakhir, peserta yang sebelumnya telah dibagi dalam lima kelompok saling mempresentasikan karya sederhana dari praktek pengetahuan film yang diperoleh. Film yang mendapatkan apresiasi terbanyak dari para peserta adalah berjudul “nyeleneh”. Semoga film ini menjadi awal dari perkembangan film sebagai bagian dari diplomasi budaya (adm).