SEMINAR PEMBANGUNAN KARAKTER; BANGSA YANG ADI BUDAYA ADALAH BANGSA YANG MEMAHAMI ARTI KE-BHINEKA-AN

0
1812
Pembangunan Karakter
Seminar Pembangunan Karakter

PALANGKARAYA – lebih dari setengah abad yang lalu, para pendiri bangsa atau faunding fathers tentu telah merumuskan bagaimana seharusnya Indonesia pada saat ini. Bagaimana seharusnya Indonesia menjadi bangsa yang besar diantara bangsa-bangsa yang lainnya. Bangsa yang memiliki kepribadian dalam keragaman kelompok suku, agama, bahasa, dan juga budaya. Bangsa yang sejatinya memahami arti ke-bhineka-an sebagai sebuah pondasi, sekaligus potensi untuk mengembangkan karakter dan kepribadian sebuah bangsa yang kuat dan adi budaya. Demikian menurut Plt Kepala BPNB Pontianak, dalam laporan kegiatan Seminar Pembangunan Karakter Bangsa, dengan tema “Pendidikan sebagai Arus Utama Pembangunan Karakter Bangsa”, di Kota Palangkaraya, Senin hingga Rabu, tanggal 22 – 24 September 2014

Menurutnya, gagasan pembangunan karakter bangsa melalui pendidikan, baik formal maupun non formal merupakan salah satu gagasan yang mungkin dianggap paling baik pada saat ini. Terutama ketika pola penataran P4 yang dianggap sebagai kerangka pedoman nasional, dan menjadi menu wajib yang harus dikuti oleh hampir seluruh elemen bangsa pada masa lalu, ternyata tidak juga bisa menjawab persoalan-persoalan kebangsaan pada saat itu. Sehingga banyak orang kemudian berbondong-bondong mengkritik dan menolak cara-cara penyeragaman seperti itu, dan menyerukan agar dikembalikan pada sistem pendidikan yang dianggap jauh lebih baik dan demokratis. Bahkan tidak sedikit materi-materi yang berhubungan langsung dengan pembangunan karakter bangsa juga termuat dalam kurikulum sistem pendidikan nasional kita saat ini. Namun demikian, persoalan-persoalan kehidupan berbangsa dan bernegara ternyata justru semakin bergeser dan berkembang kearah yang jauh lebih rumit. Tidak semata pada persoalan-persoalan kebhinekaan, namun juga pada bentuk persoalan yang jauh lebih pragmatis dan terjadi disetiap level masyarakat. Begitu sedihnya kita dan bangsa ini, tatkala melihat maraknya kasus-kasus korupsi, ketidakjujuran, perbuatan tindak asusila, peyalahgunaan narkoba, dan sebagainya justru dilakukan oleh mereka yang bukan saja berpendidikan dan beraqidah secara agama. Namun juga ditengarai dilakukan oleh mereka yang justru menjadi tokoh masyarakat, pemuka agama, pemimpin atau elit daerah dan nasional, dan lainnya yang seharusnya menjadi panutan masyarakat.

Berangkat dari hal itu, Balai Pelestarian Nilai Budaya Pontianak, bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Tengah, melaksanakan kegiatan seminar pembangunan karakter bangsa sebagai upaya mencari solusi bagi persoalan-persoalan kebangsaan yang masih kerap menggangu kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini.

Kegiatan yang semula akan dihadiri oleh salah satu Pengurus Kuarnas Gerakan Pramuka Indonesia sebagai salah satu narasumber, namun urung dihadiri. Terutama karena pada saat yang bersamaan, Kalimantan Tengah sedang dilanda oleh bencana kabut asap. Sehingga semua penerbangan, termasuk yang akan membawa beliau ke Palangkaraya, batal melanjutkan penerbangannya. Pada akhirnya, seminar yang dihadiri oleh sekitar 75 orang peserta yang berasal dari berbagai elemen di Kota Palangkaraya, hanya menghadirkan tiga orang pembicara, dengan satu orang pembicara sebagai keynote speaker. Sebagai pembicara utama atau keynote speaker dalam kegiatan seminar ini adalah Direktur Sejarah dan Nilai Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Endjat Djainudrajat, yang kehadirannya juga sekaligus membuka secara resmi kegiatan tersebut. Dengan kegiatan seperti ini, maka diharapkan akan banyak ruang-ruang diskusi bersama untuk merumuskan pola pendidikan sebagai arus utama pembangunan karakter generasi bangsa Indonesia. Demikian pesan awal yang disampaikan oleh Beliau sebelum membuka secara resmi kegiatan tersebut. (adm)