Mengenal Budaya Wayang Golek (Jejak Sakola Budaya BPK IX Provinsi Jawa Barat 2024)
Kebudayaan merupakan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat. Salah satunya adalah wayang. Wayang merupakan sebuah kegiatan dengan menggerakkan tokoh-tokoh tertentu, yang luar biasa karena dapat menjadi jembatan agar pesan-pesan tersampaikan kepada penonton. Pesan tersebut dapat berupa karakter, nilai-nilai kehidupan, pesan positif, maupun pesan lainnya. Warisan ini memiliki peluang dalam mengembangkan karakter bangsa.
Wayang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kekayaan seni dan budaya Indonesia sejak zaman kerajaan. Seiring berjalannya waktu, kesenian ini telah mengukir jejak bersejarah dan membangkitkan nilai-nilai budaya serta warisan yang penting dalam kebudayaan Indonesia selama berabad-abad. Saat ini, wayang juga telah diakui oleh UNESCO sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.
Wayang memiliki bermacam-macam jenis. Di tanah Sunda, wayang yang menjadi ciri khas Jawa Barat adalah wayang golek. Wayang golek pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kudus pada tahun 1583 sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran Islam. Sunan Kudus membawakan cerita kehidupan sehari-hari dengan nilai-nilai Islam, diselingi dengan humor untuk memikat perhatian para penonton.
Filosofi & Karakter Wayang Golek menyimpan beragam makna filosofis, baik dari segi pewarnaan, bentuk, maupun dalam pertunjukannya. Wayang golek mengandung makna simbolik, di mana watak manusia terdiri atas dua, yaitu watak baik dan watak jahat.
Wayang Golek merupakan seni pertunjukan teater rakyat yang menggunakan wayang terbuat dari kayu. Wayang Golek berkembang pada abad 19 hingga ke abad 20. Nama wayang golek berasal dari kata “golek” yang berarti boneka dari kayu. Kesenian ini pertama kali berkembang di daerah pesisir Utara Jawa, yaitu Brebes, Cirebon, dan sekitarnya. Pada awalnya, wayang golek tidak terlalu berkembang karena masyarakat sudah lebih menyukai Wayang Kulit yang telah ada lebih dahulu di Pulau Jawa.
Pertunjukan wayang golek terdiri dari beberapa elemen penting:
- Dalang: orang yang memainkan atau menggerakkan wayang golek
- Wayang kayu: boneka-boneka yang digunakan dalam pertunjukan
- Nayaga: grup yang memainkan gamelan, kendang, gong, rebab, dan juru kawih, serta juru alok
Jenis-jenis wayang golek terdiri dari tiga:
- Wayang Golek Cepak: wayang golek yang bagian kepalanya tidak memiliki telekung sehingga disebut papak (cepak). Wayang ini ada di Kabupaten Indramayu dan diperkirakan dibuat pada tahun 1800-an.
- Wayang Golek Purwa: aliran wayang golek yang paling umum dipentaskan. Umumnya dipentaskan di wilayah Parahyangan, Jawa Barat dengan menggunakan Bahasa Sunda. Namun, juga dipentaskan di luar wilayah tersebut seperti di Brebes dan Cilacap di Jawa Tengah.
- Wayang Golek Modern: wayang golek kreasi baru yang menggabungkan teknologi modern canggih untuk memudahkan pertunjukan, seperti penggunaan asap, pencahayaan warna-warni, dan lain-lain.
Kesimpulannya, sebagai generasi muda, kita harus melestarikan kesenian wayang golek agar tidak punah. Dengan menonton pertunjukan wayang golek, kita sudah turut menjaga kelangsungan kesenian ini. Mari terus melestarikan warisan budaya yang berharga ini.
SAKOLA BUDAYA 2024
Judul : mengenal budaya wayang golek
Penulis : Danu pratama setiawan
Sekolah : SMAN 27 Bandung