Singaraja – Bertempat di Hotel Sunari Lovina, Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali menyelenggarakan kegiatan “Rapat Evaluasi Perencanaan Dalam Rangka Peningkatan SDM Kebudayaan”. I Wayan Suca Sumadi, S.H selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha BPNB Bali membuka kegiatan tersebut mewakili Kepala Balai, I Made Dharma Suteja, S.S, M.Si yang berhalangan hadir karena menghadiri rembug nasional di Jakarta. Di sela-sela acara pembukaan dilakukan penandatanganan MoU antara peneliti dan kantor BPNB Bali serta tenaga kontrak dan kantor BPNB Bali. Kantor BPNB Bali sendiri diwakili oleh Kepala Subbagian Tata Usaha. Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 22-23 Februari 2016 ini diikuti oleh sekitar 50 orang yang terdiri dari para pegawai dan tenaga kontrak BPNB Bali.
Hari pertama (22/2) seusai pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan evaluasi program dan pembahasan renstra lima tahun ke depan. Evalusi program mengkerucutkan beberapa usulan dari para pegawai diantaranya:
1. Memasukkan program “Pencatatan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia” ke dalam program kerja BPNB Bali. Mengingat setiap tahun BPNB Bali ditugaskan untuk mengirim 100 karya budaya untuk dicatatakan dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya.
2. Pengadaan prasarana untuk penyimapanan arsip-arsip vital BPNB Bali.
3. Tahapan-tahapan penelitian harus dilakukan secara jelas. Salah satunya adalah dilakukan observasi terlebih dahulu sebelum turun lapangan agar masalah yanga akan dikaji memang benar-benar terdapat dalam lokasi penelitian yang dituju.
4. Penentuan lokasi penelitian harus lebih spesifik dan jelas agar rencana anggaran yang dibuat dapat sesuai dengan SBM (Standar Biaya Masukan).
Usulan-usulan tersebut rencananya akan menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan renstra selanjutnya.
Hari kedua (23/2) kegiatan diisi dengan pemaparan materi oleh Prof. Nengah Bawa Atmadja, M.Si mengenai “Strategi Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Berkarakter Cerdas, Mandiri dan Berbudaya”. Menurut Prof. Nengah, salah satu strategi untuk mengembangkan kualitas SDM yaitu melalui pendidikan. Baik itu pendidikan formal maupun informal. Pendidikan formal misalnya saja melalui sekolah, sedangkan pendidikan informal didapat dari lingkungan sosial misalnya saja keluarga dan teman bermain. “Namun secara sosiologis, keluarga adalah pusat pembentukan karakter yang pertama dan utama” lanjutnya. Para pegawai tampak antusias mendengarkan paparan materi dari Prof. Nengah Bawa Atmadja. Materi yang berbobot, semoga dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di lingkungan Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali. Akhir acara ditututp dengan foto bersama para pegawai BPNB Bali. (WN)