Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Bali baru saja menyelenggarakan Pabligbagan Semeton pada Selasa (13/10) pukul 14.00 s.d 16.00 WITA. Kegiatan pabligbagan yang mengangkat tema ”Film dan Pekerja Film Sebagai Wahana Pemajuan Kebudayaan Di Tengah Pandemi” menghadirkan dua narasumber yang telah malang melintang dalam dunia perfilman Indonesia. Diantaranya yaitu Yuli Andari Merdikaningtyas dan Dwitra J.Ariana.

Yuli Andari Merdikaningtyas seperti diketahui merupakan pendiri Sumbawa Cinema Society (SCS) dan penggagas Festival Film Sumbawa (FFS). Filmya yang berjudul Joki Kecil berhasil meraih beberapa penghargaan, antara lain yaitu: Film dokumenter terbaik dan favorit penonton dalam EAGLE AWARD Metro TV tahun 2005, film dokumenter terbaik dalam Kompetisi Film Pendek KONFIDEN tahun 2006 serta film dokumenter terbaik SLING SHOT Southeast Asia Film Festival tahun 2006.

Sementara itu Dwitra J.Ariana atau yang dikenal dengan nama Dadap merupakan filmmaker asli Bali. Pemuda kelahiran Bangli, 1 Juli 1983 ini memulai kiprahnya di dunia perfilman dari teater. Dwitra mengenal teater ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Meskipun demikian, menjadi pembuat film dokumenter tak lantas menjadi pilihan profesi ataupun karier bagi Dwitra. Ia lebih suka disebut petani ketimbang pembuat film. Meskipun demikian, beberapa karyanya menuai prestasi di berbagai festival film. Sebut saja Petani Terakhir menyabet film terbaik Festival Film Dokumenter Yogyakarta 2016. Filmnya juga pernah masuk kompilasi S-Express yang diputar di seluruh negara Asia Tenggara. Tidak hanya itu film Sang Pembakar, pernah diputar di  Festival Film Cinema Asia Tahun 2017 di Amsterdam-Belanda.

Sungguh luar biasa kehebatan dua filmmaker tersebut. Apabila sahabat budaya belum sempat bergabung dalam Pabligbagan yang menghadirkan kedua narasumber, Sahabat Budaya dapat menyaksikan tayangan ulangnya melalui kanal youtube BPNB Provinsi Bali: klik disini. (WN)