Jembrana – Hari kedua laseda (Sabtu, 14/5/2016) para peserta diajak melawat tempat-tempat bersejarah yang ada di Kabupaten Jembrana. Tempat-tempat yang dikunjungi tersebut yaitu: Museum Manusia Purba Gilimanuk, Pura Candi Bakungan, Monumen Lintas Laut, Puri Agung Jembrana dan Monumen Perjuangan Pekutatan.
Pada pukul 08.00 WITA para peserta memulai perjalanannya menuju Monumen Manusia Purba Gilimanuk. Museum Manusia Purba Gilimanuk merupakan satu-satunya museum yang ada di Bali yang bersifat arkeologis. Dikatakan bersifat arkeologis karena koleksi yang dipajang di museum ini adalah benda-benda peninggalan yang bersifat prasejarah, hasil penggalian di Situs Purbakala Gilimanuk. Hingga saat ini Museum Manusia Purba Gilimanuk pengelolaannya dibawah Pemerintah Kabupaten Jembrana yang berkoordinasi dengan Balai Arkeologi Denpasar sebagai pihak yang telah melakukan penggalian. Adapun jenis-jenis koleksi museum terdiri dari:
- Rangka Manusia
- Tulang Hewan; Tulang Rahang Bawah
- Peralatan dari batu: Sarkovagus, Kapak-kapak batu, Beliung, Belincung
- Peralatan gerabah (tanah liat): Periuk, Pedupaan, Cubek, Keren dan Anglo.
- Peralatan dari Perunggu: Tajak, Gelang, Anting-anting dan Cincin.
- Peralatan dari besi: Fragmen belati
- Manik-manik
- Gelang dari kayu
- Peralatan dari tulang: Alat sudip dan lancipan muduk
- Kulit-kulit kerang
Pengelola museum menjelaskan satu persatu mengenai koleksi yang ada di museum. Objek kedua yang dikunjungi yaitu Pura Candi Bakungan. Pura ini merupakan salah satu tinggalan dari jaman Majapahit. Nama Candi Bakungan berasal dari peristiwa penaklukan Bali oleh kerajaan Majapahit pada tahun 1343 Masehi yang dipimpin oleh Mahapatih Gadjah Mada beserta beberapa Arya, diantaranya Arya Mekel Cengkong. Keberhasilan Arya Cengkong menundukkan pasukan Bali Kuna di wilayah Jembrana membuatnya diangkat menjadi penguasa wilayah Jembrana. Segenap kehidupan sosial budaya dapat diterapkan dengan mengikuti tradisi Majapahit.
Objek kunjungan yang ketiga yaitu Monumen Lintas Laut Jawa-Bali. Monumen Operasi Lintas Laut Jawa Bali ini dibangun sebagai simbol untuk peringatan tentang perjuangan operasi lintas laut Jawa Bali yang terjadi pada tahun 1946-1947. Pada tahun tersebut, sekelompok pemuda pejuang menamakan diri dengan Pasukan M yang merupakan unsur tempur mobil Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Laut Republik Indonesia berusaha mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di dua front yaitu Bali dan Jawa. Pada tanggal 4 April 1946 Pasukan M terlibat dalam pertempuran laut melawan angkatan laut Belanda di Selat Bali. Pertempuran laut ini adalah yang pertama dalam sejarah Republik Indonesia. Oleh karenanya pembangunan monumen ini dirasa penting sebagai simbol peringatan telah terjadi pertempuran laut di Selat Bali.
Objek kunjungan keempat yaitu Puri Agung Jembrana. Puri ini dibangun oleh Raja Jembrana IV Ida I Gusti Agung Sloka. Pembangunan Puri Agung Jembrana terkait erat dengan ditetapkannya Kota Negara sebagai kedudukan istana dan Puri Agung Raja, ibukota kerajaan, pusat pemerintahan, ekonomi dan budaya sejak tahun 1830.
Sebagai penutup dari keseluruhan rangakaian melawat tempat-tempat bersejarah di Kabupaten Jembrana para peserta laseda kemudian diajak mengunjungi Monumen Tengah Laut Pekutatan. Monumen ini terletak di Desa Pekutatan. Lokasinya yang berada menjorok ke tengah laut menyebabkannya diberi nama Monumen Tengah Laut. Oleh karena cuaca yang tidak bersahabat, kunjungan terakhir ini tidak begitu lama. Para siswa kemudian diajak untuk kembali ke Hardys Hotel Jembrana untuk beristirahat dan bersiap diri mengkuti kegiatan selanjutnya. (WN)