Pada Tahun Anggaran 2013, Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, NTB, NTT melaksanakan berbagai kegiatan kesejarahan, salah satunya adalah Kajian tentang Situs Makam Selaparang Di Lombok Timur (Dalam Perspektif Pengajaran Sejarah Dan Pengembangan Wisata Sejarah).Dalam melaksanakan kajian ini Tim beranggotakan 7 orang, 5 orang dari BPNB Bali, dan 2 orang dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Timur. Sebagai penanggung jawab Tim ini adalah Kepala BPNB Bali yaitu Drs. I Made Purna, M.Si, Ketua Tim adalah Nuryahman, SS.
Kegiatan Kajian ini dilaksanakan melalui berbagai Tahapan antara lain :
1. Persiapan yaitu mulai dari perencanaan, rapat-rapat tim yang diselenggarakan di Denpasar Bali.
2. Study Pustaka yaitu dilaksanakan dengan mencari buku-buku referensi mengenai Keberadaan Situs Makam Selaparang, Pengajaran Sejarah, dan Pengembangan Wisata. Buku tersebut di atas digunakan sebagai bahan acuan dasar dalam penulisan ini maupun pedoman dalam melakukan wawancara. Selain itu juga dilakukan kajian pustaka dari buku teks lain, artikel-artikel, makalah, majalah, jurnal, dan informasi lain yang berhubungan dengan topik bahasan ini. Berbagai Perpustakan yang dikunjungi yaitu Perpustakan Daerah Provinsi Bali, Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Udayana, Perpustakaan Daerah Nusa Tenggara Barat, Perpustakaan Universitas Mataram, Museum NTB, dan sebagainya.
3. Pengumpulan Data, dilaksanakan dengan mengadakan observasi lapangan selama 12 hari, melakukan wawancara, mengadakan FGD (Focus Discusion Group) serta pengamatan langsung. Wawancara dilakukan dengan informan memakai teknik wawancara bebas bersrtuktur dan . informan yang dinilai tahu dan mengerti mengenai Situs Makam Selaparang Di Lombok Timur, maupun para pejabat yang mengerti berbagai kebijakan pariwisata dan kebudayaan, para tokoh masyarakat, dan juga warga Desa Selaparang yang dianggap mengerti tentang situasi sosial, ekonomi, politik, budaya dan sebagainya. Wawancara bertujuan untuk mengumpulkan data ataupun keterangan mengenai Situs Makam Selaparang Di Lombok Timur dari para informan yang dipilih. Namun dari semua hasil wawancara tersebut juga diseleksi dan disilangkan dengan pendapat lain maupun dalam buku acuan, sehingga dapat menekan sedikit mungkin subyektifitas dari informan atau seseorang yang diwawancarai. Dari berbagai sumber yang telah diperoleh di atas kemudian dianalisa berdasarkan penelitian kualitatif yang disajikan secara deskriptif-analistis.
4. Analisis Data, Kajian ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif merupakan strategi penelitian yang menghasilkan keterangan atau data yang dapat mendeskripsikan realitas sosial dan kejadian-kejadian yang terkait dengan kehidupan masyarakat, sejarah, perilaku, fungsionalisasi organisasi, hubungan kekerabatan, dan pergerakan-pergerakan sosial. Kajian ini juga menggunakan Metode sejarah, yaitu proses penelitian dan penulisan sejarah kritis yang mencakup empat langkah, yaitu : (1). Mengumpulkan sebanyak mungkin sumber-sumber sejarah yang berkenaan dengan obyek penelitian. (2). Melakukan kritik terhadap sumber yang berhasil dikumpulkan, baik intern maupun ekstern. Dengan demikian akan dapat diputuskan bahwa sumber-sumber tersebut layak atau tidak untuk digunakan sebagai dasar penulis. (3). Melakukan interprestasi untuk merangkaikan berbagai fakta yang dibutuhkan dalam rangka pembuatan suatu gambaran dan penjelasan tentang keberadaan Situs Makam Selaparang di Lombok Timur. (4). Historiografi atau penulisan sejarah tentang Situs Makam Seleparang di Lombok Timur Dalam Perspektif Pengajaran Sejarah dan Pengembangan Wisata Sejarah. Di samping menggunakan metode sejarah, dalam penelitian ini juga menggunakan metode penelitian yang sudah umum digunakan dalam penelitian ilmu sosial yang di dalamnya menyangkut : Penentuan Lokasi Penelitian, Penentuan Informan, Jenis dan sumber data yang digunakan, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data. Kedua metode penelitian di atas dalam pelaksanaannya akan dipadukan, sehingga pengumpulan data di lapangan dan penulisan laporan penelitian dapat dilakukan dengan lancar.
5. Seminar atau Presentasi, dilaksanakan setelah mendapatkan atau menyusun naskah sebelum diterbitkan atau dicetak. Seminar tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan masukan dari berbagai pihak mengenai hasil kajian ini. Seminar ini dilaksanakan di Balai Desa Selaparang, Kecamatan Suela kabupaten Lombok Timur. Diikuti oleh 50 orang peserta yang terdiri dari tokoh masyarakat, budayawan, pemuda, LSM, Mahasiswa, dan sebagainya.
Hasil akhir dari kajian ini adalah tersusunnya satu naskah/laporan yang berjudul “Situs Makam Selaparang di Lombok Timur Dalam Perspektif Pengajaran Sejarah dan Pengembangan Wisata Sejarah.”, yang sudah dievaluasi dan disunting. Naskah ini siap cetak dan disebarluaskan ke Instansi Pemerintah, perpustakaan-perpustakaan, sekolah maupun masyarakat umum.