Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali baru saja mengikuti kegiatan Diskusi Terpumpun tentang ZI-WBK/WBBM di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan pada Rabu (3/6) kemarin melalui zoom meeting. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Inspektorat I Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Diskusi ini dihadiri oleh tiga instansi yaitu Inspektorat I, Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali. Terdapat beberapa narasumber yang menyampaikan materi, diantaranya sebagai berikut:
1. Sutoyo (Inspektur I), menyampaikan evaluasi hasil ZI-WBK/WBBM Kemdikbud tahun 2019. Disamping itu Inspektur I juga menyampaikan sosialisasi tentang penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi.
2. Fauziah (Auditor Utama), menyampaikan materi tentang ZI-WBK.
3. Sri Emilza Hidayati (Auditor Madya), menyampaikan materi tentang ZI-WBK.
4. Panel disampaikan oleh Kepala BPNB Bali dan Kepala BPCB Bali tentang kesiapan menjadi satker ZI-WBK.

Sutoyo selaku Inspektur I menegaskan bahwa dalam rangka pembangunan ZI-WBK pada dasarnya jangan hanya berhenti pada proses, tetapi harus mengetahui hasil. Dengan mengetahui hasilnya, satuan kerja dapat mengukur keberhasilan program yang dilaksanakan. Apakah lebih baik dari tahun sebelumnya atau tidak.

Dengan adanya forum diskusi terpumpun semacam ini, satuan kerja yang mengusulkan WBK dapat lebih memperhatikan lagi perencanaan output dan outcome dari kegiatan yang dilakukan sehingga akan mampu mengukur tingkat keberhasilan serta dampak dari kegiatan tersebut kepada masyarakat secara umum maupun masyarakat yang terlibat program secara langsung. (WN)