RAPAT TEKNIS KOORDINASI DAN SINKRONISASI PROGRAM TAHUN 2015

0
1644
Rapat Teknis Koordinasi dan Sinkronisasi Program Tahun 2015
Rapat Teknis Koordinasi dan Sinkronisasi Program Tahun 2015

Rapat Teknis Koordinasi dan Sinkronisasi Prorgam Tahun 2015 kembali di selenggarakan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya Badung (Bali, NTB, NTT). Rakor diadakan pada Jumat 20 Februari 2015, bertempat di Inna Bali Hotel Denpasar.  Seperti tahun-tahun  sebelumnya kegiatan rakor ini mengundang para peserta yang terdiri dari para Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi maupun Kabupaten/Kota di Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara timur. Rakor merupakan kegiatan rutin yang diadakan oleh BPNB Badung setiap tahunnya, bertujuan  untuk mengetahui program kerja dari masing-masing dinas yang ada di setiap daerah. Program kerja dari Dinas Kebudayaan dan Pendidikan yang ada di daerah akan disinkronisasikan dengan program kerja yang ada di BPNB Badung.

Rapat teknis selain diikuti oleh para Kepala Dinas Kebudayaan dan Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota se-wilayah Provinsi Bali, NTB, NTT, selain itu pemakalah dari Balai Arkeologi Denpasar, Balai Pelestarian Cagar Budaya Gianyar, dan dosen Universitas Udayana. Acara pembukaan di mulai pukul 19:00 Wita dan dibuka oleh sambuatan Bapak  Drs. I Made Purna,M.Si. Kepala BPNB Badung.  Selanjutnya sambutan dan pembukaan secara resmi oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan , Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Nono Adya Supriyatno. Bapak Nono Adya Supriyatno menyampaikan  beberapa program dari Direktorat Jenderal Kebudayaan untuk tahun 2015, beberapa diantaranya yang menarik  para peserta adalah pembuatan Laboratorium kesenian di sekolah SMA/SMK, karena selama ini yang kebanyakan diolah adalah fisik dan pikiran sedangkan olah rasanya belum. Oleh karena itu program laboratorium seni  ini dibuat. Kemudian adanya program bantuan sosial yang terdiri dari  Fasilitasi Komunitas Budaya, Revitalisasi Desa Adat dan Rumah Adat Budaya Nusatara. Program-program tersebut diharapakan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk melestarikan dan merevitalisasi kebudayaan yang ada di wilayah Bali,NTB, dan NTT.