Badung – Dalam rangka kegiatannya di Bali, Bapak Direktur Jenderal Kebudayaan, Dr. Hilmar Farid menyempatkan diri untuk mengunjungi Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali sebagai salah satu unit pelaksana teknis dari Direktorat Jenderal Kebudayaan pada Jumat (23/9/2016) ini. Bapak Dirjen meluangkan waktu khusus untuk berdialog langsung dengan para pegawai. Ada tiga hal yang menjadi pembahasan dalam dialog tersebut. Diantaranya: efisiensi anggaran di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan, peningkatan fungsi Direktorat Jenderal Kebudayaan serta persiapan pelaksanaan World Culture Forum (WCF) yang akan dilaksanakan di Bali pada bulan Oktober mendatang.
Pertama, menyangkut efisiensi anggaran di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan, beberapa pos pembiayaan akan dipotong sesuai dengan kebutuhan. Contohnya saja pos pembiayaan untuk penerbitan jurnal. Jumlah penerbitan jurnal akan dibatasi mengingat anggaran untuk ini telah mengalami pemotongan. Bagi jurnal-jurnal yang sudah memiliki nafas, dalam hal ini terbit secara berkala dan telah terakreditasi, kedepannya akan dipertahankan. Kedua, menyangkut soal peningkatan fungsi Direktorat Jenderal Kebudayaan. Bapak Dirjen mengharapkan ke depannya Direktorat Jenderal Kebudayaan sebagai lembaga pemerintah membangun landasan terkait bidang kebudayaan. Dalam hal ini Direktorat Jenderal Kebudayaan menempati fungsinya untuk melakukan pembinaan dan pemberdayaan kebudayaan bukan sekedar penyelenggara event saja. Seperti yang selama ini berjalan. Ketiga yang sedang menjadi hajat besar Dirjen Kebudyaan adalah World Culture Forum. Kegiatan yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali ini akan mengundang 47 negara dari berbagai belahan dunia. Berlangsung dari tanggal 10 hingga 14 Oktober 2016 di Nusa Dua Convention Centre. Sebagai tuan rumah, Bapak Dirjen mengharapkan partisipasi dari UPT-UPT yang ada di Bali, termasuk dari BPNB Bali sendiri.
Dialog yang berlangsung dari pukul 10.00 hingga 11.30 WITA ini diakhiri dengan foto bersama seluruh pegawai dan Bapak Direktur. (WN)