Kearifan lokal adalah sistem pengetahuan yang dikembangkan suatu komunitas di daerah tertentu. di dalamnya terdapat sistem nilai, norma, etika, kelembagaan, dan keterampilan yang digunakan sebagai tuntunan untuk menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan. Era global saat ini, pemahaman terhadap nilai budaya kearifan lokal cenderung mengalami perubahan. Bahkan, pengaruh budaya global, khususnya globalisasi ekonomi, semakin kuat merambah sendi-sendi kehidupan masyarakat. hal ini dapat mengancam keberlangsungan pemahaman budaya khususnya pelunturan nilai-nilai luhur serta norma-normakehidupan masyarakat. Mengatisipasi kekhawtiran terhadap kelangsungan tatanan hidup masyarakat, serta meminimalisir melunturnya nilai-nilai budaya lokal, Balai Pelestarian Nilai Budaya BALI, NTB, NTT selaku unit pelaksana teknis kemeterian pendidikan dan kebudayaan wajib menanamkan pemeblajaran budaya di kalangan generasi muda, khusunya para siswa melalui kegiatan jejak tradisi daerah (jetrada). Pada tahun ini BPNB BALI, NTB, NTT mengambil tema jetrada yaitu potensi kearifan lokal sebagai pembelajaran budaya dalam meningkatkan kesatuan bangsa. Kegiatan ini di hadiri oleh perwakilan siswa siswi berjumlah lima puluh orang dari Denpasar, Bangli, Jembrana, Badung, Gianyar, Klungkung, Tabanan, Karangasem, Buleleng, dimana pelaskanaannya di mulai dari tanggal 5 -7 juli 2013 di desa Sidetapa,kecamatan Banjar, kabupaten Buleleng. Kegiatan jetrada di di desa Sidetapa di buka dan mendapat pengarahan dari Bapak Bupati Buleleng, yang intinya bahwa kearifan lokal yang berkembang di daerah sebagai pembelajaran budaya di kalangan generasi muda, menguatkan pemahaman generasi muda (siswa) terhadap kearifan budaya lokal agar tidak punah tergerus perjalanan zaman dan menanamkan kesadaran kalangan generasi muda untuk memanfaatkan nilai-nilai luhur earifan budaya lokal sebagai acuan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Setalah mendapat pengarahan dari Bapak Bupati Buleleng para peserta jetrada mendapat materi berupa eksplorasi desa sidetapa sebagai perkembangan kearifan budaya lokal, selanjutanya mendapat pengarahan narasumber budaya terkait konsep dan deskripsi kearifan lokal dan menggali unsur-unsur kearifan budaya lokal dari para informan meliputi sistem religi, sistem kesenian, sistem ekonomi, sistem teknologi tradisional, dan sistem sosial. Sedangkan di hari kedua sekaligus terakhir di isi dengan penyusunan karya tulis ilmiah dan diskusi mengenai keariafan lokal yang berada di desa Sidetapa.