Gianyar – Subak sebagai suatu sistem irigasi yang ada di Bali telah menyatu dengan sosio-kultural masyarakat setempat, kesepadanan teknologi sistem subak ditujukan oleh anggota subak tersebut melalui pemahaman terhadap cara pemanfaatan air irigasi yang berlandaskan Tri Hita Karana yang menyatu dengan cara membuat bangunan dan jaringan fisik irigasi, cara mengoperasikan, koordinasi pelaksanaan operasi dan pemeliharaan yang dilakukan oleh pekaseh (ketua subak), bentuk kelembagaan, dan informasi untuk pengelolaannya.
Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Subak tersebut mengantarkannya sebagai Warisan Budaya Dunia pada tahun 2012. Penetapan subak sebagai warisan budaya dunia masuk dalam kategori bentang budaya dengan judul “The Cultural Landscape of Bali Province: The Subak System as a Manifestation of the Tri Hita Karana Philosophy” (Lanskap Budaya Provinsi Bali: Sistem Subak Sebagai Manifestasi Filosofi Tri Hita Karana). Salah satu lanskap budaya yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia yaitu Kawasan Daerah Aliran Sungai Tukad Pakerisan di Kabupaten Gianyar. Subak yang terdapat dalam kawasan daerah aliran sungai Tukad Pakerisan ini diantaranya Subak Kulub Atas, Subak Kulub Bawah, dan Subak Pulagan.
Melihat pentingnya keberadaan subak sebagai Warisan Budaya Dunia, Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali melaksanakan kegiatan Peragaan Tradisi Lisan Daerah Bali di Subak Pulagan, Tampaksiring, Kabupaten Gianyar pada Kamis (19/5/2016). Dengan mengusung tema “Tumbuhkan Apresiasi dan Perkuat daya Dukung Subak sebagai Warisan Budaya Dunia” kegiatan ini diikuti oleh siswa-siswi SMA/SMK beserta 5 guru pendamping dari Kabupaten Gianyar. Adapun narasumber dalam kegiatan ini yaitu Dr. Ketut Suamba (Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Udayana), Sang Nyoman Astika (Pekaseh Subak Pulagan) dan I Wayan Suca Sumadi, S.H (Kepala Sub Bagian Tata Usaha BPNB Bali). Tidak hanya mendapatkan materi dari para narasumber, peserta juga diajak turun lapangan untuk melihat aktivitas pertanian secara langsung. Mereka pendapat penjelasan mengenai sistem pembagian air dan tumpangsari. Setelah mendapatkan penjelasan dari petani, peserta ini juga diberi kesempatan untuk praktek langsung memanen hasil pertanian.
Tujuan akhir pelaksanaan kegiatan Peragaan Tradisi Lisan Daerah Bali ini adalah Mensosialisasikan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Bali sebagai institusi yang mempunyai tugas melestarikan budaya, khususnya di Bali, NTB dan NTT; Sebagai media informasi, informasi, pengenalan mengenai kegiatan yang dilaksanakan di BPNB Bali; Mensosialisasikan Subak Sebagai Warisan Budaya Dunia di kalangan pelajar SMA; Mensosialisasikan mengenai nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Subak serta Memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga serta pelestarian Subak kepada pelajar SMA. Rangkaian kegiatan ini ditutup dengan foto bersama para peserta. (WN)