Gebyar Kebangsaan

Gebyar Kebangsaan Sumatera Utara 2018 merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh Museum Perkebunan Indonesia di Kota Medan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, 10 November 2018. Bekerja sama dengan berbagai instansi dan organisasi sosial kemasyarakatan seperti Museum Sumpah Pemuda, Museum Uang Sumatera, BPNB Aceh, Pelindo I, Jasindo, BNI, Bank Mandiri, Kagama Sumut, dan berbagai komunitas pecinta otomotif. Kegiatan ini dilaksanakan sejak tanggal 09 November – 11 November 2018 bertempat di Museum Perkebunan Indonesia, Jl. Brigjen. Katamso No. 53 Kota Medan.

Kunjungan Wakil Gubernur Sumatera Utara pada stand pameran BPNB Aceh.
Pak Piet Rusdi, Kasubbag. Tata Usaha BPNB Aceh (memegang tas merah), saat menerima kunjungan Bang Ijeck (Sapaan akrab untuk Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah), berkaos warna krem, di stand pameran milik BPNB Aceh. Pak Piet menjelaskan tentang WBTB milik Sumetera Utara yang telah ditetapkan sebagai WBTB Indonesia serta program-program yang selama ini telah dilaksanakan oleh BPNB Aceh untuk Provinsi Sumatera Utara.

Banyak rangkaian kegiatan yang dilaksanakan, mulai dari perlombaan-perlombaan untuk para siswa dan umum, pameran, sampai dengan kegiatan sosial seperti donor darah. Semangat dalam berkompetisi dan semangat rela berkorban/berbagi pada acara donor darah merupakan salah satu bentuk nyata dalam memaknai perjuangan para pahlawan yang telah rela berkorban dengan semaksimal daya demi mempertahankan apa-apa yang tersisa dari Republik pada 10 November 1945 di Kota Surabaya. Jika ditimbang memang tidak akan sama beratnya masing-masing pengorbanan tersebut, akan tetapi upaya menanamkan nilai-nilai pengorbanan, sekecil apapun itu, amatlah penting demi semaian di masa yang akan datang, membangun manusia Indonesia yang tanpa pamrih.

BPNB Aceh Hadir Pada Gebyar Kebangsaan Sumatera Utara

BPNB Aceh tidak ketinggalan untuk berpartisipasi pada Gebyar Kebangsaan Sumatera Utara tahun 2018 ini. BPNB Aceh turut memeriahkan rangkaian kegiatan dengan membuka stand pameran mulai tanggal 09 s/d 11 November 2018. Mengangkat tema Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dan Permainan Tradisional, tim pameran BPNB Aceh menyajikan puluhan WBTB dari Aceh dan Sumatera Utara (yang merupakan dua wilayah kerja dari BPNB Aceh), baik yang telah ditetapkan sebagai WBTB Indonesia maupun yang belum ditetapkan, dalam bentuk leaflet dan bundel, serta beberapa alat permainan tradisional seperti engrang, terompah panjang, hulahop, dan balap balok.

Antusias para pengunjung atas WBTB sangat terlihat tatkala banyak dari mereka yang bertanya apa itu WBTB. Hampir semua pengunjung tidak mengetahui bahwa ada hal-hal yang telah dilakukan oleh pemerintah, melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbud, dalam rangka melindungi puluhan ribu karya budaya milik komunitas masyarakat di Indonesia. Selama ini masyarakat tahunya hanya ribut tatkala salah satu karya budayanya diklaim oleh negara tetangga.

Para siswa/i saat belajar dan bermain Engrang.
Para siswa Sekolah Dasar pada saat belajar dan bermain Engrang. Jangan tanya kepada mereka, apakah mereka pernah bermain Engrang, jawabannya pasti tidak ada satupun dari mereka yang pernah memainkannya, bahkan sebagian besar dari mereka baru tahu ada permainan jenis ini.

Begitu juga dengan Permainan Tradisional yang disajikan oleh BPNB Aceh pada pameran kali ini. Alat-alat Permainan Tradisional yang dipamerkan mengundang rasa penasaran puluhan siswa yang memang hadir pada Gebyar Kebangsaan Sumatera Utara 2018. Selain bertanya nama dan jenis permainan, anak-anak tersebut berebut untuk mempraktikkan cara memainkan permainan tersebut. Ternyata anak-anak, generasi penerus kita, tidak kenal dan tidak mengetahui ternyata ayah-bunda serta angku-uci mereka dahulu memainkan permainan tersebut, permainan yang menimbulkan rasa kegembiraan bersama.

Ternyata, tugas BPNB Aceh bersama Direktorat Jenderal Kebudayaan masih banyak, tanggung jawabnya masih besar. Mungkin suatu saat BPNB Aceh akan membawa Festival Permainan Tradisonal Anak ke Kota Medan dalam bentuk eksebisi. Juga, Direktorat Jenderal Kebudayaan suatu saat nanti bisa mengadakan kegiatan Festival Permainan Tradisional Anak dengan skala Nasional, yang diikuti oleh para peserta (siswa/i) dari seantero Negara Kesatuan Republik Indonesia.

*Artikel & Foto: Miftah Nasution