Oleh: Marjohan Syarif dan Rafki Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau
Rahmah El Yunusiyah lahir disebuah rumah gadang jalan Lubuk Mata Kucing, Kenagrian Bukit Surungan, Padang Panjang, pada hari jum’at tanggal 29 desember 1900 M, bertepatan dengan tanggal 1 Rajab 1318 H. Ayahnya bernama Syekh Muhammad Yunus dan ibunya Rafi’ah. Rahmah adalah orang yang sangat idealist, cita-citanya tinggi, cakrawala pandangannya jauh kedepan. Beliau menginginkan kedudukan wanita dalam masyarakat tidak hanya sebagai istri yang akan melahirkan anak-anak dan keturunan semata, akan tetapi lebih dari itu dia menginginkan terangkatnya derajat kaum wanita ke tempat yang lebih wajar dan pantas. Merekapun harus mengerti hak dan kewajibannya sebagai istri, sebagai ibu dan sebagai anggota masyarakat. Kaum wanita harus dapat menjalankan perananya sebagaimana yang telah digariskan oleh agama Islam. Semua yang harus diketahui oleh kaum wanita itu tidak bisa terjadi secara serta merta. Semuanya harus melalui pendidikan dan pengajaran, dituntut dan dipelajari, serta harus dipahamkan dan dirasa-rasakan kepada kaum wanita itu.
Rahmah El Yunusiyah adalah seorang motivator dan inspirator Pergerakan kaum wanita khususnya di Minangkabau. Salah satu bukti konkret cita-cita beliau terhadap memperjuankan harkat kaum wanita adalah dengan mendirikan Diniyyah Puteri pada tanggal 1 November 1923 di Padang Panjang. Sekolah ini kemudian terus berkembang untuk semua jenjang pendidikan. Pada tahun 1964 Rahmah mulai merintis terwujudnya cita-cita mendirikan Universitas Islam Wanita, maka pada tahun 1967 diresmikanlah berdirinya Fakultas Tarbiyah dan Dakwah dari Perguruan Tinggi Diniyyah Puteri oleh Bapak Harun Zein, Gubernur Sumatera Barat pada waktu itu.
Selain mengasuh Diniyyah Puteri, Rahmah El Yunusiyah juga aktif di bidang pergerakan sosial, keagamaan, dan politik yang ada pada tahun 1930-an di Padang Panjang. Rahmah El Yunusiyah ikut dalam pergerakan Permi (Persatuan Muslimin Indonesia) yang berdiri pada tahun 1930-an.
Rahmah El Yunusiyah juga aktif dalam pergerakan menentang praktik-praktik penindasan ataupun pergerakan oleh penjajah Belanda. Hal itu Etek lakukan antara lain dengan mendirikan Perserikatan Guru-Guru Poetri Islam di Bukittinggi, menjadi ketua panitia penolakan Kawin Bercatat, dan ketua Penolakan Organisasi Sekolah Liar. Pada tahun 1933 Rahmah El Yunusiyah memimpin rapat umum kaum ibu di Padang Panjang, hal ini menyebabkan dia didenda pemerintah Belanda 100 Gulden karena dituduh membicarakan politik.
Rahmah El Yunusiyah juga pernah menjadi anggota pengurus Serikat Kaum Ibu Sumatra (GKIS) Padang Panjang, organisasi yang berjuang menegakan harkat kaum wanita dengan menerbitkan majalah bulanan. Aktivitas yang lain adalah mendirikan Khuttub Khannah (taman bacaan) untuk masyarakat. Rahmah El Yunusiyah juga tercatat sebagai salah seorang pendiri partai Masyumi di Minangkabau. Pada pemilu 1955, Rahmah dicalonkan partainya dan terpilih menjadi anggota Parlemen (DPR) mewakili Sumatera Tengah (1955-1958).
Selain itu, masih banyak aktivitas Beliau lakukan baik di lingkungan social, agama, politik dan menentang penjajahan (Belanda dan Jepang). Beliau meninggal dunia pada tanggal 26 februari 1969 pada usia 68 tahun di Padang Panjang. Beliau dimakamkan di sebelah barat Asrama Perguruan Diniyyah Puteri sekolah yang Beliau dirikan.
Makam Rahmah El Yunusiyah terletak di sisi barat Asrama Diniyyah Puteri yang Beliau dirikan. Makam ini berada pada areal pemakaman keluarga. Makam Rahmah El Yunusiyah berukuran panjang 1,2 m dan lebar 80 cm. Makam ini jiratnya sudah dilapisi keramik warna hitam dengan tinggi jirat 20 cm. Pada bagian tengah jirat (sisi timur) terdapat inskripsi berukuran 63 cm x 40 cm bertuliskan Disini Beristirahat Ibu Kita, H. Rahmah El Yunusiyah Pendiri dan Pemimpin Diniyyah Puteri dan KMI, Lahir 1 Rajab 1318 H, Wafat 10 Zulhijjah 1388”.
Kehadiran tokoh Rahmah El Yunusiyah telah banyak memberikan perjuangan terhadap kaum wanita dan Islam di Minangkabau. Saat ini, makam Rahmah El Yunusiyah masih bisa kita saksikan dan menjadi bukti kehadiran beliau di masa lalu. Dari apa yang telah beliau lakukan semoga bisa menjadi contoh terhadap para generasi muda, khususnya kaum wanitas di tanah kelahirannya. Makam Rahmah El Yunusiyah tercatat sebagai situs cagar budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat dengan nomor inventaris 11/BCB-TB/A/04/2007.