You are currently viewing Monumen Kereta Api Kota Pekanbaru

Monumen Kereta Api Kota Pekanbaru

Monumen Kereta Api (Monumen Lokomotif) merupakan salah satu bukti dari usaha Jepang untuk membangunan jaringan kereta yang menghubungkan pantai timur dan pantai barat Sumatera. Rencana ini merupakan lanjutan dari program Belanda sebelum Perang Dunia II. Perencaan awal adalah untuk membuka jalur dari Muaro Sijunjung-Pekanbaru.

Pekerjaan dimulai September 1943. Para Romusha membangun fasilitas perkeretaapian dan badan jalan rel di Pekanbaru. Proyek pembangunan rel ini selesai pada 15 Agustus 1945, bersamaan dengan penyerahan Jepang pada Sekutu. Jalan kereta api ini tidak pernah digunakan untuk tujuannya semula, membawa batubara dari Sawah Lunto, Sumatera barat, ke Pekanbaru. Kereta api yang melalui jalan rel ini hanya kereta api pengangkut tawanan perang yang telah dibebaskan.

Kereta api tua berwarna hitam bernomor C 3322 yang tidak memiliki gerbong tersebut terpajang di atas beton dan memiliki rel sepanjang kurang lebih enam meter. Pada dinding monumen kereta api terdapat ukiran yang menggambarkan kekerasan kekerasan tentara Jepang terhadap romusha. Di dalam area taman cagar budaya ini juga terdapat beberapa kuburan para romusha pada masa masa penjajahan Jepang yang dipaksa membangun rel kereta api dari Pekanbaru menuju Muara Sijunjung di Sumatera Barat yang berjarak 220 Kilometer.