Oleh : Merry Kurnia

Ditetapkannya Sawahlunto sebagai situs warisan dunia melengkapi warisan dunia yang dipunyai Indonesia menjadi lima, penetapan ini tentunya memberi keuntungan bagi bangsa Indonesia. Keuntungan tersebut bisa dirasakan dalam bidang ekonomi, dimana Sawahlunto akan dikenal dunia dan menjadi salah satu destinasi wisata dengan budaya kolonial yang kental dari arsitektur bangunanya dan tambang batubara menjadi poros dari situs ini yang nantinya emas-emas hitam menjadi latar belakang pembangunan kereta api dan bagunan-bangunan lainnya untuk menunjang aktifitas kolonial masa itu. Semua yang berhubungan dengan pertambangan mulai dari area tambang hingga sarana penunjang tambang, baik itu rel kereta api, rumah sakit, silo, rumah sakit, lubang tambang, bangunan-bangunan , penjara dll menjadi padu dalam situs warisan dunia

            Butuh proses panjang dan kerja keras dari semua pihak untuk menjadikan sawahlunto ini sebagai warisan dunia, sejak tahun 2015, kota Sawahlunto telah dimasukkan kedalam daftar sementara warisan dunia kategori budaya, sejak saat itu proses pengumpulan data, penyusun dokumen pendukung dan diskusi panjang dengan para ahli dan akademisi dari dalam ataupun luar negeri makin intensif dilakukan dan muncul tema memperluas wilayah nominasi yang melingkupi enam Kota/Kabupaten lainnya dalam satu nominasi Omblin Coal Mining Heritage Of Sawahlunto), perluasan tema itu melingkupi Kota Padang, Padang Panjang, Kota Solok, Kabupaten Solok Kabupaten Padang Pariaman Kabupaten Tanah Datar di Sumatera Barat (properti inside; 2019)

Sejarah konvensi warisan dunia dimulai dengan upaya penyelamatan Candi Abu Simbel di Mesir yang terancam akibat dibangunnya waduk ahwan di sungai Nil,  Candi Abu Simbel merupakan kekayaan duia yang lahir dari sejarah perdaban dunia Mesir dimana candi ini merupakan pahatan wajar dari Ramses II yang dibangun selama 20 tahun pada  1264 SM sampai dengan 1244 SM, ketika akan dibangunnya para arkeolog menolak dan sangat menyayangkan pembangunan tersebut yang nantinya akan berdampak pada kehancuran candi, setelah melalui kampanye international menolak penenggelaman Situs Candi Abu Simbel akibat pembangunan dam tersebut, tim multi nasional arkeologi, insinyur, operator peralatan alat berat bekerja sama dibawah bendera UNESCO.

Pemindahan candi tersebut adalah salah satu tantangan terbesar teknik arkeologi dalam sejarah. Sejak saat itu negara-negara dunia dibawah koordinasi UNESCO sepakat untuk menyelamatkan situs-situs yang memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi. Sampai dengan akhir tahun 1990, tidak hanya peninggalan budaya seperti candi, artefak dan sebagainya, situs alam pun yang memiliki nilai yang sangat tinggi, misalnya memiliki jenis endemik yang tidak terdapat di tempat lainnya, memiliki keindahan yang luar biasa, dan lain-lain, mulai di pertimbangkan untuk bisa menjadi situs warisan dunia. Kini, 190 negara di dunia telah mengadopsi Konvensi Warisan Dunia, di bawah koordinasi World Heritage Center (retno suratri;2015). Pemindahan Candi Abu Simbel merupakan tonggak awal penyelamatan Cagar Budaya dunia, sampai saat ini warisan dunia berada dibawah bendera UNESCO

Menjadi warisan dunia ada tanggung jawab yang harus dipikul, yaitu mempertahankan statusnya untuk tetap menjadi warisan dunia, melestarikan dan mempublikasikan Sawahlunto sehingga menarik wisatawan lokal dan luar untuk datang sehingga meningkatkan devisa negara dan ekonomi bagi masyarakat sekitar. Lubang-lubang tambang, bangunan-bangunan tua dan rel kereta mengantarkan pesan masalalu kepada pengunjung, dikota inilah poros dari harapan, kesenangan dan penindasan

Ada beberapa destinasi utama Cagar Budaya yang  bisa dinikmati di kota Sawahlunto, selain menikmati estetikanya dari arsitektur bangunan, museum ini juga bisa meningkatkan nasionalsime bangsa karena menggambarkan perjalanan bangsa Indonesia. Cagar Budaya tersebut ada yang disyahkan sebagai museum. Ditengah maraknya pembangunan Mal dikota-kota besar di Indonesia, Kota Sawahlunto justru sebaliknya. Bangunan-banguan tua yang merupakan warisan perusahaan tambang baru bara yang dibangun pada bad ke 19, direnovasi kembali. Dijadikan museum dan diupayakan setiap mata rantai sejarah kota ini disambungkan kembali dari waktu ke waktu ada empat museum di kota ini museum gudang ransum, museum lubang tambang Mbah Soero dengan galeri tambang infoboxnya, kemudian museum kereta api dan yang terakhir museum tambang batu bara omblin pusat dokumentasi dan arsip PT BA-UPO direnovasi kembali, keempat museum itu dengan sangat nyata memperlihatkan kembali fakta-fakta sejarah kota Sawahlunto. Museum ini menjadi saksi sejarah Sawahlunto terutama sejak akhir abad 18 (Andi Asoka dkk;250)

Museum mampu menghadirkan kembali gambaran dari sebuah perjuangan yang tentunya mampu menggelitik sanubari generasi muda untuk lebih menghargai perjuangan orang-orang terdahulu, mereka bisa merasakan lebih dalam bagaimana nasib orang-orang ketika penjajahan kolonial mencengkram bangsa ini, mereka bisa merasakan penderitaan, ketertindasan orang-orang sebelum kemerdekaan diraih. HAM benar-benar ibaratkan rumput, sangat mudah dicabut dari akar-akarnya

Melihat kembali keadaan bangsa dari sejarahnya melalui museum, bisa menyadarkan hati generasi muda ditengah modernisasi yang menghipnotis, sehingga mereka mampu memfilter rapat pengaruh yang datang bagai bah. Modernisasi mampu mengikis rasa cinta kepada tanah air dengan menjadikan kiblat negar-negara lain yang berkembang sehingga bangsa sendiri terabaikan, banyak kasus ketidaksadaran pemuda pemudi yang dituangkan dalam media sosial seperti melecehkan sumpah pemuda, melecehkan veteran, melecehkan sang saka merah putih dan melecehkan benda Cagar Budaya  dll. Ini menandakan kurangnya kesadaran generasi muda akan perjuangan bangsa. Bangsa ini tidak dibangun diatas tawa tapi  dibangun diatas genangan darah dan tumpukan tulang pahlawan dan orang-orang yang tertindas. Jika rasa menghargai perjuangan bangsa telah terkikis maka kehancuran negara semakin didepan mata dan akan terjadi dekadensi moral, negara ini tidak akan berkembang sebab negara yang besar adalah negara yang menghargai pahlawannya (soekarno).

Menghindari semakin terkikisnya jiwa nasionalisme dan arti nilai-nilai perjuangan bangsa oleh generasi muda,  museum hadir sebagai penawarnya. Museum mampu memupuk kembali kegersangan dan merimbunkan kembali penghargaan terhadap bangsa ini, dengan melakukan wisata sejarah ke museum hendaknya mampu memberikan pembelajaran nilai nilai sejarah dan perjuangan bangsa. Museum ini ibarat mata air nasionalisme yang mengalirkan kesadaran, cinta tanah air ke generasi ke generasi untuk itu perlu kita kembangkan dan manfaatkan sesuai dengan UU Cagar Budaya yang berbunyi;

“Peningkatan potensi nilai, informasi dan promosi Cagar Budaya serta pemanfaatannya melalui penelitian, revitalisasi dan adaptasi secara berkelanjutan serta tidak bertentangan dengan tujuan pelestarian, serta mendayagunakan Cagar Budaya untuk kepentingan  sebesar-besarnya  kesejahteraan rakyat dengan tetap mempertahankan kelestariannya”